Bacaan Alkitab : Matius 17: 1-13
Tahun Gerejawi : Transfigurasi
Judul : Bangun, Jangan Terlena!
Tema : Transfigurasi
Ayat Hafalan : “Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran.” (2 Timotius 4: 2)
Lagu Tema :
- KJ 424 “Yesus Menginginkan Daku Bersinar BagiNya”
- Kidung. Ria 145 “Uwis Awan”
Tujuan:
- Remaja dapat menyebutkan kemahakuasaan Tuhan.
- Remaja dapat menunjukkan sikap yang benar dalam menanggapi kemahakuaasaan Tuhan dalam hidupnya.
Penjelasan Teks (Hanya Untuk Pamong):
Cerita mengenai transfigurasi Yesus adalah bayangan dari kedatangan Anak Manusia dalam kerajaan-Nya (lih. 16:28). Perhatian utama Matius dalam kisah transfigurasi adalah reaksi para murid terhadap kejadian itu. Dalam ayat 4, Petrus menyebut Yesus sebagai Tuhan dan meminta izin untuk mendirikan kemah bagi ketiganya. Tampaknya ia berharap bahwa mereka semua akan tetap tinggal dalam keadaan kemuliaan ini sampai kerajaan datang.
Harapan para murid dibangkitkan lebih tinggi dalam ayat 5 dengan suara dari awan (gambaran Yahudi mengenai kehadiran Allah) yang mengukuhkan kedudukan khusus Yesus dalam ungkapan yang persis sama seperti waktu baptisan (lih. 3: 17). Ciri misterius dari pengalaman ini menakutkan para murid (ay. 6), tetapi Tuhan Yesus bertindak sebagai seorang penghibur dan mendorong para murid supaya tidak takut (ay. 7).
Setelah itu, lanjutan dari transfigurasi menghubungkan bayangan kemuliaan Tuhan Yesus dengan sengsara, wafat dan kebangkitanNya. Dalam ayat 9, transfigurasi dicirikan sebagai suatu penglihatan, dan para murid diingatkan untuk tidak membicarakan hal itu sampai sesudah kebangkitan. Pertanyaan para murid mengenai Elia dalam ayat 10 menunjukkan tradisi yang berdasarkan pada Mal 4: 5-6, bahwa Nabi Elia akan kembali dari sorga sebelum kedatangan Kerajaan Allah. Jawaban Yesus dalam ayat 11-12 menerima tradisi ini sebagai sah, tetapi menambahkan bahwa Elia sudah datang dalam pribadi Yohanes Pembaptis (lih. 11:14). Sama seperti Yohanes tidak diakui, malahan mengalami sengsara dan kematian, demikian juga Tuhan Yesus sebagai Anak Manusia tidak akan diterima dan akan dihukum mati (lih. 14:1-12).
Mereka diyakinkan bahwa Yesus adalah Mesias dan pada akhirnya mengingatkan murid untuk tidak terlarut dalam euforia kenyamanan dalam kemuliaan, namun kesediaan untuk beranjak dari kenyamanan menuju kepada panggilan hidup sehari-hari.
BAHASA INDONESIA
Pendahuluan
- Ajak Remaja memperhatikan Ilustrasi berikut:
Kisah Elang dan Kalkun
Dahulu kala, Elang dan Kalkun hidup bersama. Keduanya terbang tinggi di angkasa. Semua berubah ketika mereka datang ke sebuah pertanian yang indah. Elang dan kalkun sedang kelaparan. Saat mendarat di pertanian tersebut, mereka bertemu sapi yang sedang makan dengan asyik. Sapi itu menawarkan makan siangnya pada kalkun dan elang. Dua sahabat ini kaget lalu bertanya-tanya. Selama hidupnya, mereka selalu harus berjuang keras untuk bisa mendapatkan makanan. Mengapa sapi bisa begitu mudah menawarkan makanannya pada dua teman yang baru dikenalnya?
Usut punya usut, sapi ternyata diberi makan oleh pak tani setiap hari. Tanpa perlu bekerja ataupun meminta, makanan selalu tersedia. Kalkun dan elang sangat heran mengapa manusia begitu baik pada sapi? Kalkun kemudian mengajak elang untuk tinggal di pertanian tersebut, tempat makanan dan kandang yang nyaman selalu tersedia.
Elang merasa ragu dan tak begitu saja percaya pada tawaran yang menggiurkan itu. Ia berkata pada kalkun bahwa lebih baik hidup bebas bisa terbang ke mana saja dan makan apa saja secara mandiri. Karena berbeda pendapat, kalkun akhirnya memutuskan untuk tinggal di pertanian dan elang pergi terbang jauh meninggalkan tempat itu.
Ketika berbulan-bulan berlalu, kalkun tak sengaja mendengar pembicaraan bapak dan ibu tani yang ingin memasak kalkun panggang. Kalkun kaget dan langsung berniat untuk terbang meninggalkan pertanian itu. Sayang, ia sudah menjadi gemuk dan tak bisa lagi terbang tinggi. Akhirnya ia pun berakkhir menjadi menu makan malam keluarga pak tani. Tak ada kenyamanan yang datang secara praktis dan tanpa pengorbanan. Selalu ingat pepatah yang berkata bahwa perangkap tikus selalu satu paket dengan keju gratis.
(https://jogja.tribunnews.com/2017/03/24/kisah-kalkun-dan-elang-ajarkan-kita-jangan-terlena-dengan-kenyamanan). - Menurut Remaja, nasehat apa yang mereka tangkap/dapatkan dari cerita tadi?
- Ajak Remaja membaca Matius 17: 1-13!
Cerita
Ketika Yesus mengajak Petrus, Yakobus dan Yohanes untuk pergi menyendiri berempat ke atas gunung, Tuhan Allah menunjukkan kemahakuasaan-Nya dengan memuliakan Yesus. Apa saja wujud kemahakuasaan Tuhan Allah dalam bacaan kita:
- Memuliakan Yesus dan Yesus berubah rupa dimana wajah-Nya bercahaya seperti matahari dan pakaian-Nya menjadi putih bersinar terang.
- Menghadirkan Musa dan Elia.
- Berfirman kepada murid-murid Yesus melalui kehadiran awan yang terang dengan berkata: “Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia”
Setelah melihat dan mengalami kemahakuasaan Tuhan, ternyata membuat murid-murid Yesus sangat nyaman dan tidak ingin beranjak dari tempat itu. Mereka sangat berbahagia, bahkan sampai ingin membuat kemah di sana. Mereka lupa kalau tanggung jawab mengikut Yesus itu melayani di tengah-tengah kehidupan bersama masyarakat, bukan hanya mengejar kenyamanan diri sendiri.
Oleh sebab itu Yesus mengingatkan mereka untuk tidak terlena dengan kenyamanan, tetapi mau tetap hidup di tengah-tengah masyarakat, menjadi berkat dan berbagi keselamatan. Seperti kisah Elang dan Kalkun tadi, ternyata terlena dengan kenyamanan membawa petaka. Terlena membuat kita kehilangan kemampuan karena tidak pernah diasah.
Untuk itu mari kita tidak terlena dengan kenyamanan hidup kita, entah itu fasilitas dari orangtua (uang saku, gadget, fasilitas lainnya), lingkungan yang bersahabat, posisi/kedudukan kita di organisasi tingkat sekolah seperti OSIS dan lainnya yang membuat kita nyaman. Namun, mari kita tetap memiliki semangat untuk menunjukkan kemahakuasaan Tuhan melalui perbuatan baik yang kita lakukan kepada sesama.
Aktivitas
Throwing the Arrow
Pamong membuat daftar tentang peristiwa-peristiwa yang mungkin dialami para remaja, yang dapat membuat mereka terlena dan lupa akan tanggung jawab hidup sebagai anak-anak Tuhan. Remaja diajak untuk melempar anak panah kecil ke arah angka-angka yang sudah dibuat. Tiap angka akan menunjukkan peristiwa tertentu, lalu pamong akan membaca peristiwa sesuai angka dan remaja diminta untuk menjelaskan sikap yang akan mereka lakukan atas peristiwa tersebut.
Daftar Peristiwa Sesuai Nomor (pegangan pamong):
(Silakan dijawab dengan penuh kejujuran kalau suatu saat mengalami peristiwa-peristiwa ini)
Apa yang akan kamu lakukan (disertai alasan) ketika…
- Minggu pagi masih berada di tempat tidur dan merasakan udara yang sejuk dan kehangatan sinar mentari pagi.
- Sore hari ketika jadwal mengikuti katekisasi, tetapi ada pertandingan sepak bola dari club
- Sore hari pulang sekolah dan baru memiliki waktu untuk bermain Media Sosial/ Games di Handphone, tetapi di rumah (orangtua) sedang persiapan ketempatan ibadah keluarga nanti malam.
- Teman yang memusuhimu sedang pulang berjalan kaki dari sekolah, sedangkan kamu membawa sepeda dan sendirian, sementara rumah kalian berdekatan.
- Kamu sedang asik main game online, ada temanmu yang HPnya mati dan minta tolong di WA kan ke orangtuanya kalau mau langsung ke gereja karena ada latihan drama.
- Kamu sedang naik bus umum, duduk sambil menikmati musik dari HP, lalu ada ibu-ibu hamil yang harus berdiri karena tempat duduk sudah terisi semua.
- Kamu sedang menyaksikan acara TV favoritmu dan adikmu merengek untuk diganti acara kartun kesukaannya.
- Ada teman sekelasmu yang tidak pernah membawa bekal, apalagi uang saku. Tidak seperti kamu yang selalu membawa bekal dan uang saku.
- Selalu ada PR dari guru matematikamu, tetapi ia tidak pernah menghukum siswa yang tidak mengerjakan PR.
—
BASA JAWA
Pamong miwiti ngangge crita bab “Elang lan Kalkun”
Elang lan Kalkun
Jaman biyen, ana Elang lan Kalkun sing urip bareng. Saben dina mabur dhuwur banget. Nanging kabeh dadi beda nalika kewan loro mau tekan ing pekarangan lan saben sing asri banget. Pas mudhun, Kewan loro mau ketemu sapi sing lagi mangan. Sapi banjur nawani panganane. Elang lan Kalkun kaget banget, sabab saben arep mangan biasane kudu kerja keras. Nanging sapi malah nawani ngunu bae, padahal lagek ketemu.
Nyatane, Elang lan Kalkun weruh yen sapi mau dipakani dening pak Tani, lan ora perlu nyambut gawe. Elang lan Kalkun nggumun banget, “apik tenan ya manungsa iku?” Kalkun banjur ngajak Elang supaya gelem tinggal, urip ning pekarangane pak Tani, ana panganan lan kandang sing apik, nyaman.
Si Elang ragu lan ora gampang nuruti Kalkun. Elang luwih milih urip sing bebas mabur nandi wae lan mangan apa bae sacara mandiri. Karana beda pangerten, Kalkun banjur mutusaken bade tetep tinggal, lan Elang mabur adoh banget saka papan iku mau.
Sakbanjure iku, suwe banget Kalkun lan Elang ora nate ketemu. Kalkun sing ana ing kandang ngrungokake rembagan saka omah, yaitu pak Tani lan bu Tani. Pak Tani pengen banget dhahar Kalkun panggang. Kalkun langsung kaget banget lan niat mabur adoh ninggal kandang mau. Nanging sayang banget, Kalkun wis ora bisa mabur amargi awake gede banget jalaran dijuju panganan saben dina. Akhire Kalkun dadi menu makan malam keluargane pak Tani. Ora ana kenyamanan sing gratis tanpa pangurbanan. Eling pepatah bilih perangkap tikus iku mesthi dadi sakpaket karo keju gratis.
(Pamong ngajak remaja supaya bisa ngomongake nasihat apa sing ditampa saka carita Elang lan Kalkun mau)
Crita
Nalika Gusti Yesus ngajak Petrus, Yakobus lan Yokanan minggah gunung/ardi sing dhuwur banget, Gusti Allah ngatingalaken kuasane marang wong telu mau, yaiku ngangge cara Gusti Yesus dimulyakna. Apa bae wujud kuasane Gusti ana ing wacanan mau:
- Gusti Yesus dimulyakna, rupa lan agemane terang kaya srengenge lan putih banget
- Gusti nekakaken nabi Musa lan nabi Elia
- Gusti ngandika marang wong telu mau (Petrus, Yakobus lan Yokanan) saka ing jerone mendhung putih: “Iki PutraKu kinasih, sing gawe renaning penggalihKu. Padha rungakna!”
Bibar ndeleng lan ngalami kuasane Gusti, wong telu mau ngrasakake ayem banget. Neng ati rasane bungah banget lan ora pengen pindah saka panggenan iku. Malah-malah dadi pengen mbangun tenda telu kangge ngurmati Gusti Yesus, nabi Musa lan nabi Elia mau. Petrus, Yakobus lan Yokanan lali karo tanggung-jawabe ndherek Gusti Yesus, yaiku urip sing apik tur nglayani ing satengahing warga masyarakat. Ora mung golek penake dewe wae.
Mulane Gusti Yesus ngelingna wong telu mau supaya ora “terlena” karo “kenyamanan”, nanging gelem urip sing apik dadi lantaraning berkah lan kaslametan kanggo wong akeh. Padha karo kisahe Elang lan Kalkun mau, bilih terlena karo kenyamanan iku upahe mung ora apik. Terlena ndadekake wong kelangan kemampuan amarga ora tau diasah. Kaya Kalkun sing kelangan kemampuan mabur.
Yen pancen ngunu, ayo saiki pada semangat supaya ora terlena karo kenyamanan, sing wujude bisa akeh banget, kayata: fasilitas saka wong tua (sangu, gadget, lan liyane), lingkungan sing guyub/bersahabat, gelar utawa kedudukan ing sekolah kayata OSIS utawa kepengurusan liyane, lan kabeh sing bisa ndadekake wong terlena. Nanging, ayo padha semangat nanggapi kuasane Gusti lumantar laku urip sing apik, sikap peduli marang kanca lan liyane.
Aktivitas
Throwing the Arrow
Pamong nggawe daftar bab-bab sing bisa dialami para remaja, sing bisa ndadekake para remaja terlena lan lali marang tanggung-jawab urip dadi umate Gusti. Para remaja diajak milih angka, bisa langsung milih utawa nguncalake anak panah. Saben angka ana bab sing diwaca dening pamong lan remaja kedah njelasake kanthi jujur.
Daftar bab-bab sing padha karo angka (mung kanggo pamong):
(Mangga dijawab jujur)
Apa sing bakal dilakoni yen (ngangge alesan) …
- Minggu esuk lagi turu lan ngrasakake hawa sejuk lan angete srengenge saka jendela
- Sore-sore ana jadwal melu katekisasi, nanging ana jadwal pertandingan bola neng TV, apa maneh club favorit lagi tanding.
- Wayah sore mulih saka sekolah, nembe bisa dolanan HP (mbukak Medsos/ main game), nanging wong omah lagi persiapan arep kepanggenan ibadah brayat/patuwen.
- Kanca sekolah sing lagi musuhan karo sampean mlaku mulih saka sekolah, sampean pas lewat sepedahan dewe arep mulih lan omahe cedhak banget.
- Sampean lagi asik dolanan game online, ana kancamu sing HPne mati lan njaluk tulung di-WA-na wong tuane supaya weruh yen deweke lagi latian drama menyang greja
- Sampean lagi numpak bus, lungguh lan ngrungokake lagu saka HP, banjur ana ibu-ibu sing lagi meteng, ora bisa lungguh amargi bangkune wis kebak kabeh.
- Sampean lagi ndeleng acara TV favorit, banjur adikmu nangis njaluk diganti channel
- Ana kanca kelasmu sing ora tau nggawa bontotan, apa maneh sangu. Ora kaya sampean sing mesthi nggawa bontot apa maneh sangune akeh.
- Guru matematika mesthi maringi PR, nanging ora nate ngukum siswa sing ora nggarap PR.