Berbeda Bukan Berarti Tidak Bisa Bersama Tuntunan Ibadah Remaja 20 Oktober 2019

6 October 2019

Bacaan Alkitab: I Raja-Raja 5:1-18
Tahun Gerejawi: Bulan Oikumene
Tema: Antar Agama
Tujuan:

  1. Remaja dapat menceritakan kembali kisah pemberian raja Hiram kepada Raja Salomo untuk membangun bait Suci.
  2. Remaja dapat menceritakan kembali kisah persahabatan raja Hiram kepada Raja Salomo untuk membangun bait Suci meskipun raja Hiram berbeda agama dengan Raja Salomo.
  3. Remaja dapat menjelaskan latar belakang agama raja Salomo dan raja Hiram.
  4. Remaja dapat menyebutkan kelebihan dan kekurangan mempunyai teman yang berbeda agama.
  5. Remaja dapat membuat kegiatan bersama dengan teman yang berbeda agama dalam menyambut hari sumpah pemuda.

Ayat Hafalan: “Dalam hal ini tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada hamba yang tidak merdeka” (Galatia 3: 28)

Lagu Tema: Endahing Saduluran (Kidung Pasamuwan Jawi 357)

Penjelasan Teks:

Tirus adalah sebuah kota kuno. Kota ini disebutkan untuk pertama kali setelah penaklukan  Tanah  Perjanjian  kira-kira 1467  SM  dan  ketika  itu  merupakan  kota  berbenteng.  Sejak  semula  dan  sepanjang  seluruh sejarahnya Tirus merupakan negara tetangga Israel yang independen.

Raja Tirus yang bernama Hikam bersahabat dengan Raja Daud dan Raja Salomo di sekitar abad ke 11 SM. Hiram dan Daud mengadakan perjanjian dagang.   Setelah Daud meninggal dan Salomo menggantikannya, Hiram mengutus utusan untuk meneguhkan kembali hubungan persahabatan itu. Salomo meminta bantuan Hiram menyediakan bahan-bahan dan tenaga kerja yang diperlukan untuk membangun bait suci   megah   yang   dirancang sebelumnya oleh Daud. Demikian juga sebaliknya, Salomo mendukung Hiram ketika membangun armada kapal.

Tirus, sebagai suatu bangsa, tidak ada petunjuk bahwa mereka berminat beribadah kepada Allah. Mereka termasuk bangsa Kanaan dan secara agama mempraktekkan suatu bentuk penyembahan Baal dengan dewa-dewi utama mereka Astoret. Dalam urusannya dengan Israel, hubungan mereka secara khusus adalah untuk kepentingan dagang.

Langkah-langkah Penyampaian:
Pendahuluan:

Ada sebuah kisah tentang pelangi. Dahulu kala, warna-warna yang ada di bumi bertengkar. Semua mengklaim dirinya yang paling bagus dan berguna.

  • Si Hijau mengatakan “Akulah yang terpenting. Aku symbol kehidupan dan pengharapan. Aku dipilih oleh padi, rerumputan dan pepohonan. Tanpa diriku, semua mahkluk akan mati “
  • Si  Biru menimpali “Jangan hanya berpikir tentang Bumi. Lihatlah birunya langit dan lautan luas. Air sumber kehidupan, langit memberi ruang dan kedamaian”
  • Si Kuning menyela “Ah kalian terlalu serius. Aku membawa kegembiraan dan kehangatan di dunia. Matahari berwarna kuning, juga bulan. Tanpa kehadiranku, tak ada kegembiraan”
  • Si Jingga tak mau kalah  “Aku symbol kesehatan dan kekuatan. Buktinya aku dipercaya melayani kebutuhan manusia, membawa vitaman bagi kesehatan. Coba lihat aku pada wortel, labu, jeruk dan pepaya.
  • “Aku darah kehidupan. Lambang keberanian dan cinta. Tanpaku bumi adalah kosong melompong”, sela Si Merah.
  • Sementara Si Ungu berteriak “Aku adalah warna kekuatan. Raja dan pemimpin selalu memilih warnaku untuk pakaian dan aksesoris mereka”.

Pertengkaran semakin seru. Masing-masing tidak mau mengalah. Tiba-tiba, muncul kilat dan gelagar suara petir disertai hujan deras. Tanpa dikomando warna-warni itu menunduk ketakutan dan mencari perlindungan.

Sang hujan berkata “Hei jangan bodoh dan bertengkar. Ketahuilah kalian masing masing diciptakan untuk tujuan yang berbeda, unik dan khusus. Kemarilah dan saling bergandengan tangan.” Warma warna itu melakukan apa yang diminta hujan. “ Mulai sekarang setiap kali turun hujan masing masing kalian akan terentang di udara dalam satu pelangi sebagai peringatan bahwa kalian harus hidup bersama dalam damai.

Cerita:

Coba minta menyebutkan contoh keragaman di lingkungan dan sekolah mereka (mis : suku, agama, budaya, dll). Selanjutnya, tanyakan bagaimana perasaan mereka dengan perbedaan yang ada. Apa kelebihan dan kesulitan memiliki teman-teman yang berbeda ? Ya, pasti ada kelebihan dan kesulitannya. Misalnya, Kelebihannya : adalah kita bisa saling memperkaya ide, perbedaan membuat wawasan kita lebih luas. Kesulitannya : harus saling memahami, menghormati dengan mengetahui latar belakang masing-masing.

Ya….. Selamat datang ! Kita hidup di daerah Asia Pasifik yang adalah wilayah paling beragam di dunia, kaya ragam bahasa, suku, budaya dan agama. Dikarenakan Indonesia terlahir sebagai negara kepulauan yang memiliki +/- 13.000 pulau yang semula satu dengan yang lain sangat terisolasi.  Maka  wajar, Indonesia memiliki  350-an suku.  Dan karena terletak antara Samudera Pasifik dengan Samudera Indonesia, letak strategis itu menjadi persimpangan lalu lintas perdagangan laut. Lokasi ini menjadi persinggahan para pedagang dan para misionaris yang menyebarkan agama-agama mereka. Hingga saat ini, pemerintah Indonesia mengesyahkan 6 agama (Hindu, Budha, Islam, Kristen, Katolik, Konghucu) dan keyakinan /agama suku di Indonesia. Dan mereka hidup bersama dan saling berinteraksi dalam satu rumah bersama yaitu INDONESIA.

Di rumah INDONESIA, kita tidak lagi hidup terisolasi, tetapi kita terhubung satu dengan yang lain. Jarak yang tergambar di peta dengan mudah dicapai dengan kemajuan tekhnologi dan transportasi. Lantas, bagaimana kita harus menyikapi perbedaan sambil hidup bersama dalam satu atap?

Sekelompok orang berusaha meyakinkan    bahwa kelompok mereka adalah paling benar dan kelompok lain yang berbeda adalah salah dan sesat. Apa dampak sikap ini ? Relasi manusia sarat dengan perseteruan, konflik dan ketegangan. Contohnya : penutupan dan perusakan tempat ibadah, penindasan agama suku, dll. Jangankan berbicara kemajuan untuk kepentingan manusia, kelompok ini hanya mempersoalkan benar dan salah.

Di sisi lain, muncul kelompok yang menerima perbedaan sambil menanamkan bahwa perbedaan adalah kenyataan yang tidak dapat ditolak dalam kehidupan. Terlebih hidup di bumi Indonesia dengan kekhasannya. Mereka berusaha merawat keutuhan Indonesia sambil menjalin dialog antar agama dan melakukan kerjasama untuk mengatasi masalah-masalah yang terjadi dalam masyarakat. Bahu membahu mencari solusi persoalan sesama dan lingkungan. Hidup menjadi harmonis dan penuh damai. Bagi kelompok ini, tidak ada jalan lain selain berkomunikasi lebih baik, menghormati keragaman, merayakan perbedaan dalam kasih.

Kisah dalam Alkitab juga mengajarkan bagaimana kerjasama yang melampui perbedaan dan disertai motivasi baik mampu membawa kebaikan bagi sesame. Raja Tirus yang bernama Hikam bersahabat dengan Raja Daud dan Raja Salomo di sekitar abad ke 11 SM. Kerajaan Tirus termasuk bangsa Kanaan dan secara agama mempraktekkan suatu bentuk penyembahan Baal dengan dewa- dewi utama mereka Astoret, sedangkan Daud dan Salomo adalah bangsa Israel penyembah ALLah. Perbedaan latarbelakang diantara keduanya tidak menghentikan upaya mereka menjalin kerjasama.

Hiram dan Daud mengadakan perjanjian dagang. Setelah Daud meninggal dan Salomo menggantikannya, Hiram mengutus utusan untuk meneguhkan kembali hubungan persahabatan itu. Dalam perikop ini, Salomo meminta bantuan Hiram menyediakan bahan (kayu aras dan sanobar) dan tenaga kerja yang diperlukan untuk membangun Bait Suci. Demikian juga sebaliknya, Salomo mendukung Hiram ketika membangun armada kapal. Dan kerjasama itu berjalan dengan baik karena hikmat Tuhan kepada Salomo (12).

Hikmat Tuhan memberi rasa damai bagi kedua belah pihak untuk saling mengerti dan bekerjasama  dalam  perbedaan.  Maka,  demikianlah  seharusnya  kita  meneladani apa yang dilakukan Salomo. Bekerjasama  selalu  membawa  kebaikan  dibandingkan  bekerja  sendiri.

Penelitian Solomon dan Schell menyebutkan bahwa   kerja kelompok yang terdiri dari orang yang beragam latar belakang lebih kreatif dan produktif dibanding kelompok yang berlatarbelakang sama.   Meski  didalamnya  terdapat  tantangan  yang  tidak  sedikit.

Harus  saling  menerima perbedaan  untuk  meraih  dan mempertahankan tujuan serta nilai bersama seperti: kemanusiaan, menghormati dan gotong-royong. Maka gereja bisa menjadi agen perdamaian yang ramah berelasi, terbuka bekerjasama. Menyadari bahwa warna-warni bukan diciptakan untuk saling berebut menjadi yang terbaik, tetapi ada bagi yang lain untuk saling melengkapi menjadi suatu keindahan seperti warna pelangi. Berbeda bukan berarti tidak bisa bersama.

Aktivitas : Merancang kegiatan bersama dengan komunitas berbeda agama (Remaja Masjid, Remaja Pura atau yang lain) di sekitar gereja.

 

Renungan Harian

Renungan Harian Anak