Hosana Tuntunan Ibadah Remaja 2 April 2023

20 March 2023

Tahun Gerejawi: Minggu Palmarum
Tema: Minggu Palmarum
Judul: “HOSANA”

Bacaan: Yohanes 12: 12-19
Ayat Hafalan: “Terpujilah TUHAN, Allah Israel, yang melakukan perbuatan yang ajaib seorang diri! Dan terpujilah kiranya nama-Nya yang mulia selama-lamanya, dan kiranya kemuliaan-Nya memenuhi seluruh bumi. Amin, ya amin.” (Mazmur 72: 18-19)

Lagu Tema: Kidung Jemaat 161 “Segala Kemuliaan”

Tujuan

  1. Remaja dapat menjelaskan arti kata HOSANA.
  2. Remaja dapat menunjukkan sikap memuji orang lain sebagai sikap meneladan orang-orang yang mengelu-elukan Yesus.
  3. Remaja dapat mendoakan keselamatan orang lain sebagai bentuk meneladan Yesus yang menolong orang lain.

Penjelasan Teks (Hanya Untuk Pamong)
Pesta yang dimaksudkan adalah perayaan Paskah, atau dikenal dengan Hari Raya Roti Tidak Beragi, yang menjadi perayaan penting bagi bangsa Israel, orang Yahudi dan penganut Agama Yahudi. Sebuah perayaan yang penting karena memuat peringatan atas sebuah peristiwa kebaikan dan kemahakuasaan TUHAN, yakni keluarnya bangsa Israel dari tanah perbudakan di Mesir. Perayaan Paskah sedemikian penting dan melekat pada bangsa Israel dan keturunan-keturunannya, karena itu, meskipun mereka terserak melalui berbagai peristiwa, mereka berupaya tetap merayakan Paskah bersama-sama dan berpusat di Yerusalem. tak mengherankan pada hari-hari itu sudah banyak orang berkumpul dari banyak penjuru, dan menyaksikan bagaimana Yesus diarak memasuki kota Yerusalem dengan menaiki seekor keledai. Waktu berkumpulkan banyak orang adalah momen yang tepat untuk menyakatakan bahwa Yesus adalah Raja yang membawa kedamaian bagi dunia.

Prosesi Yesus masuk ke kota dengan menaiki seekor keledai, disambut meriah dengan lambaian daun palem dan mengelu-elukan-Nya. Peristiwa itu menggenapi apa yang menjadi nubuatan Zakharia (Zak. 9:9) tentang kedatangan seorang raja yang adil, jaya dan lemah lembut, serta mengendarai seekor keledai muda. Potret raja yang mengendarai keledai adalah gambaran Raja yang datang dalam damai atau dalam misi pendamaian, bukan menunggang kuda yang bisa bermakna peperangan dan permusuhan. Orang-orang yang mengelu-elukan Yesus percaya bahwa Dia adalah Raja yang telah dinubuatkan itu. Selain nubuatan, pengajaran dan mujizat-mujizat yang telah Yesus lakukan membuat semakin yakin bahwa Dialah sang Raja pembawa damai yang akan datang itu. Maka jelaslah makna apa yang dikatakan orang-orang Farisi, ”…., lihatlah, seluruh dunia datang mengikuti Dia” (ay19), sebab tak hanya para murid yang memuliakan Yesus, namun banyak orang-orang juga memuji dan mengikuti-Nya.

Banyak orang dari berbagai penjuru itu mengelu-elukan Yesus, “Hosana! Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, Raja Israel!” Kata Hosana berasal dari bahasa Ibrani, yang berasal dari dua kata, yakni hosya yang berarti selamat dan na yang dikatikan dengan permohonan dan doa. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Hosana berarti sebuah permohonan dan harapan, “selamatkanlah”. Kemudian diikuti dengan pujian atas Dia yang datang atas nama Tuhan, seorang Raja Israel yang membawa kedamaian, yakni Yesus yang sedang mengendarai keledai. Sebuah sorakan penghormatan pada Yesus, dan mengandung permohonan dan harapan adanya keselamatan yang dibawa oleh-Nya. Sungguhpun mereka tak salah menaruh harap, sebab hanya Yesus yang mampu menyelamatkan manusia dari penderitaan dosa dengan kematian dan kebangkitan-Nya.

Pendahuluan

  1. Ajak remaja berdoa dan membaca Yohanes 12: 12-19!
  2. Ajak remaja untuk bersama-sama mengulang pembacaan ayat 13 dengan memperagakan gerakan melambaikan daun palem.
  3. Ajak remaja untuk mencurahkan pendapatnya tentang arti kata HOSANA.

Cerita
Tahukah teman-teman, kata Hosana adalah bahasa Ibrani, yang berasal dari dua kata, yakni hosya yang berarti selamat dan na, kata yang sering dikaitkan dengan permohonan dan doa. Sehingga Hosana dapat diartikan sebuah permohonan dan harapan, “selamatkanlah”. Orang banyak itu menyerukan kata Hosana dilanjutkan dengan pujian pada Tuhan Yesus yang sedang mengendarai keledai. Hal ini menunjukkan bentuk penghoramatan pada Tuhan Yesus, dan sekaligus permohonan dan harapan adanya keselamatan dari pada-Nya. Mereka mengelu-elukan Tuhan Yesus dengan penuh sukacita karena banyak diantara mereka merasa telah ditolong, disembuhkan dan melihat mujizat yang dilakukan oleh-Nya. Bahkan mereka menyaksikan bagaimana Lazarus dibangkitkan dari kematian. Terlebih lagi kedatangan masuk ke Yerusalem menggenapi nubuatan tentang hadirnya seorang Raja yang membawa Damai yang disimbolkan dengan mengendarai keledai. Peristiwa itu menggenapi nubuatan Zakharia (Zak. 9:9) tentang kedatangan seorang raja yang adil, jaya dan lemah lembut, serta mengendarai seekor keledai muda. Potret raja yang mengendarai keledai adalah gambaran Raja yang datang dalam damai atau dalam misi pendamaian, bukan menunggang kuda yang bisa bermakna peperangan dan permusuhan.

Penyebab banyaknya orang mengelu-elukan Tuhan Yesus ada dua hal yakni nubuatan dan bukti kasih yang dia lakukan. Lebih-lebih karena banyaknya bukti perbuatan kasih yang dia lakukan. Banyak orang yang hormat pada-Nya. Dengan bersukacita, mereka berseru, “Hosana!” Mereka percaya bahwa Tuhan Yesus datang dengan membawa keselamatan. Kita perlu meneladani dua hal dari dua sisi.
Pertama, kita belajar tentang memberikan pujian bagi orang lain yang berbuat kebaikan. Sebagaimana orang banyak yang memuji Tuhan Yesus yang telah melakukan banyak perbuatan kasih yang ajaib, menyembuhkan orang sakit, membangkitkan orang dari kematian, dan ajaran-ajaran-Nya yang penuh kasih. Dengan memberikan pujian kita dapat melihat hal-hal baik yang dilakukan oleh orang lain dan menerapkan dalam diri kita juga. Dengan saling memuji dan mendukung, dapat mempererat pertemanan karena menghargai dan menghormatinya karena sudah melakukan kebaikan.
Kedua, di sisi lain, kita harus meneladani Tuhan Yesus yang selalu berjuang untuk mengajarkan kasih dan berbuat kebaikan berdasarkan kasih itu. Kita harus berupaya berusaha dengan sungguh melakukan perbuatan baik penuh kasih bagi orang lain, terutama bagi orang tua, saudara dan orang yang kita kenal. Hal yang kedua ini melengkapi keteladanan pertama di atas. Sehingga seimbang, antara perbuatan kita berbuat baik dan dukungan kita atas orang yang berbuat baik. Percayalah Tuhan berkenan pada setiap perbuatan baik kita. Tuhan menyertai kita dalam kebijaksanaan-Nya. Amin.

Aktivitas

  1. Pamong meminta para remaja untuk menuliskan doa bagi orang lain. Orang lain yang dimaksud adalah yang bukan orangtua, saudara atau pamong sendiri.
  2. Pamong mengajak para remaja untuk melakukan doa berantai (mendoakan remaja di sebelahnya, atau berpasangan) untuk mengakhiri perenungan.

Renungan Harian

Renungan Harian Anak