Tahun Gerejawi: Pra Paskah 2
Tema: Mengakui Kesalahaan
Bacaan Alkitab: Lukas 15:1-24
Ayat Hafalan: “Kesalahanmu menghalangi semuanya ini, dan dosamu menghambat yang baik dari padamu.” (Yeremia 5:25).
Lagu Tema: Aku Berubah
Tujuan:
- Remaja dapat menunjukkan hambatan-hambatan untuk mengakui kesalahan.
- Remaja dapat membiasakan diri mengakui kesalahan dan menghargai pengakuan kesalahan orang lain.
Penjelasan Teks:
Perumpamaan tentang anak yang hilang dalam Lukas 15: 11-24 mengambil dua peran sentral. Anak sulung dan anak bungsu. Anak bungsu mewakili anak yang ceroboh, bahkan meminta hak kekayaan lebih dulu, padahal ayah/bapak (dalam teks disebut bapa) masih hidup. Hal ini sama saja bahwa anak bungsu berharap ayahnya sudah tiada atau tidak menghiraukan/mengakui keberadaan bapa. Anak sulung mewakili anak yang memiliki segala sesuatu dan tinggal dalam lingkup bapa. Anak bungsu meminta kekayaannya dan menghabiskan warisan bapanya. Setelah habis kekayaannya anak bungsu ini menyadari bahwa cara hidupnya dengan pergi dan tidak mengakui dan tinggal di dalam bapa adalah cara hidup yang salah. Anak bungsu pulang dan bertobat. Sang bapa menyambut kembali kepulangan anak bungsu. Sang bapa membuat pesta demi menyambut kedatangan anak bungsu.
Anak sulung merasa cemburu, karena selama dia tinggal bersama bapa. Sang bapa tidak pernah melakukan pesta untuk anak sulung. Anak sulung tidak menyadari bahwa segala sesuatu termasuk damai sejahtera sudah ia dapat yakni tinggal bersama sang bapa.
Mengakui kesalahan adalah merupakan kebaikan seperti yang dilakukan oleh anak bungsu. Terkadang masih ada orang yang tidak menghargai pengakuan kesalahan orang lain. Oleh karena itu sikap anak bungsu dan sikap anak sulung perlu dilihat dengan seksama. Mengakui kesalahan dan menghargai pengakuan kesalahan adalah keharusan. Percuma kita bisa mengakui kesalahan diri sendiri namun tidak bisa menghargai pengakuan kesalahan orang lain. Percuma juga kita bisa menghargai pengakuan kesalahan orang lain namun tidak bisa mengakui kesalahan diri sendiri.
Pendahuluan
- Pamong dan remaja secara bergantian membacakan Alkitab dari Lukas 15: 11-24.
- Pamong mengajak remaja bernyanyi sambil mengikuti gerakan Pamong, jika ada yang salah dalam mengikuti gerakan tersebut maka remaja yang salah harus menjalankan hukuman sesuai kesepakatan bersama yang dibuat sebelumnya.
Kepala, pundak, lutut kaki, lutut kaki
Kepala, pundak, lutut kaki, lutut kaki
Mata, telinga, mulut dan hidup
Kepala, pundak, lutut kaki, lutut kaki
(Lagu diulang-ulang dan bisa dipercepat dalam pujiannya supaya remaja semakin fokus dengan apa yang dilakukan)
Cerita:
Setiap orang pasti pernah melakukan kesalahan, baik itu ditengah keluarga, dalam urusan pertemanan, sekolah, pada saat di Gereja atau dimanapun tempat. Kesalahan tersebut dapat dilakukan siapapun yang abai atau tidak mau melakukan apa yang menjadi peraturan atau ketetapan yang seharusnya dijalankan. Cara terbaik untuk dapat memperbaharui setiap kesalahan yang kita lakukan adalah dengan cara mengakui kesalahan itu, mau meminta maaf kepada siapapun yang menjadi korban atas kesalahan yang kita lakukan dan kemudian ada sikap mau berubah menjadi lebih baik. Sama seperti dalam permainan tadi, pasti ada konsekuensi atas tindakan salah yang kita lakukan. Demikian pula kisah Anak Bungsu dalam Bacaan Alkitab pada saat ini. Anak bungsu meminta kekayaannya dan menghabiskan warisan bapanya. Setelah habis kekayaannya anak bungsu ini menyadari bahwa cara hidupnya dengan pergi dan tidak mengakui dan tinggal di dalam bapa adalah cara hidup yang salah. Ia menyadari bahwa keserakahannya menjadikan dia lupa segalanya dan berakibat kesengsaraan pada dirinya sendiri.
Memang tidak mudah untuk mengakui kesalahan, terkadang ada rasa gengsi, malu, takut (takut menerima hukuman yang berat, takut tidak dimaafkan), dan lain sebagainya. Hal-hal seperti itulah yang terkadang membuat seseorang susah untuk mengakui kesalahannya. Namun bagi seseorang yang bertanggungjawab, dia tidak akan pernah lari dari kesalahan yang sudah diperbuatnya. Mengakui kesalahan adalah merupakan kebaikan seperti yang dilakukan oleh anak bungsu. Walau harus mengalami proses yang panjang akibat kesalahan yang diperbuatnya, anak bungsu pada akhirnya mau mengakui kesalahannya. Terkadang masih ada orang yang tidak menghargai pengakuan kesalahan orang lain dan menganggap bahwa perbuatan salah yang dilakukan seseorang akan terus dipandang salah sepanjang hidup. Memang ada suatu sikap dari anak sulung yang merasa tidak terima atas sikap bapanya yang menyambut dengan meriah kedatangan kembali anak bungsu tersebut. Namun bapanya begitu menyayangi kedua anaknya, sehingga punya cara untuk meredam kemarahan anak sulungnya supaya ia mau menerima kehadiran kembali anak bungsu tersebut dalam rumah bapanya. Ada waktu dimana kita melakukan kesalahan dan memohon pengampunan, ada kalanya kita juga harus menerima pertobatan atau pengakuan salah dari orang lain. Dengan melakukan yang demikian maka hidup kita akan damai. Amin.
Aktivitas
- Remaja membuat surat permohonan maaf yang disampaikan kepada seseorang yang telah menjadi korban atas kesalahan yang dilakukannya.
- Remaja menuliskan nama-nama orang yang pernah dimaafkan kesalahannya dan kesalahan yang pernah diperbuat mereka.
Lagu Tema: