Mengampuni Lebih Sungguh Tuntunan Ibadah Anak Pratama 22 April 2018

Bacaan : Yohanes 8 : 2-11
Tahun Gerejawi : Paskah 4

Tema : Tuhan Memulihkan
Tujuan :

  1. Anak dapat menceritakan tentang kisah pengampunan Yesus terhadap perempuan yang berdosa.
  2. Anak dapat membiasakan diri untuk memaafkan orang lain.

Lagu Tema : “Ku Kasihi Kau Dengan Kasih Tuhan”

PENJELASAN TEKS (Untuk Pamong):

Yesus membungkuk lalu menulis dengan jari-Nya di tanah.

Peristiwa ini berlangsung ketika Yesus mengajar di Bait Allah. Ahli-ahli Taurat dan Farisi mencari Yesus ketika Ia dikerumuni orang banyak. Niat mereka adalah untuk mencobai atau menjebak Yesus dan membuat Ia bersalah dihadapan pemimpin-pemimpin termasuk pemimpin dalam pemerintahan sipil (Romawi). Pokok pencobaan itu dasarnya adalah bagaimana Yesus memandang Taurat Musa.

Para pemimpin agama itu mencari kasus yang kira-kira mencolok mata, apakah Yesus akan mempersalahkan perempuan yang berzinah dan membiarkan ia dihukum rajam sesuai ketentuan Taurat. Tetapi apabila Yesus berbuat demikian, maka Yesus akan dipersalahkan oleh penguasa sipil (Romawi). Sebab penguasa sipil Romawi tidak akan membiarkan hukuman itu terjadi, karena hukuman semacam ini tidak terdapat pada hukum-hukum sipil Romawi. Jadi kasus semacam ini dirasa cukup oleh pemimpin agama itu, apakah Yesus akan mengelak keputusan penghukuman dan membiarkan dosa yang diperbuat perempuan itu.

Tindakan Yesus untuk tidak menghukum perempuan itu secara fisik bukan berarti Yesus memperbolehkan dosa. Kata-kataNya justru berkaitan dengan nasehat yang kuat, teladan dan kasih. Hal ini tepat, para pelanggar-pelanggar pun perlu mendapat kasih, tetapi Yesus dengan jelas tidak mengizinkan perbuatan dosa/perzinahan, dan menuntut kerelaan untuk mengubah hidup agar lebih baik, itu terlihat jelas dengan perintahNya kepada perempuan itu yaitu “jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang.”

 

PERSIAPAN CERITA
Pada pengajaran saat ini pamong akan menggunakan metode bercerita dengan menggunakan boneka tangan. Pamong menyiapkan 3 boneka tangan masing-masing memiliki peran sebagai Guru, Tia dan Yonathan.

CONTOH CERITA (untuk Anak-Anak)
Sudah beberapa hari ini Tia sangat jengkel dengan teman sebangkunya yang bernama Yonathan. Yonathan menyembunyikan pensilnya di belakang pintu, hingga Tia kebingungan.

Tia tidak mau menyapa Yonathan lagi meskipun Yonathan sudah minta maaf. Tapi tak bosan-bosannya Yonathan minta maaf, hingga membuat Tia semakin jengkel.

Hari ini Tia sudah bertekad akan memarahi Yonathan jika ia meminta maaf lagi. Dan benar dugaan Tia, dari jauh Yonathan tampak ceria menghampiri Tia. “Pagi Tia!” sapa Yonathan pada Tia. Tia membuang muka dengan wajah cemberut. “Masih marah ya?” kata Yonathan lagi,”Maafin Yonathan ya? Yonathan menyesal, janji tidak akan mengulangi lagi”. Tia merasa semakin marah, diambilnya penggaris yang ada di dekatnya dan dipukulnya penggaris itu di meja. “ klak”….penggaris itu patah. Tia terkejut, karena baru sadar bahwa penggaris itu punya ibu guru. Tia ketakutan bukan main.

“Wah….bagaimana ini, pasti ibu guru marah…” pikir Tia dalam hati. Saat itulah ibu guru datang dan melihat penggaris yang ada di mejanya patah. Ibu gurupun bertanya pada Tia, “Tia, kamu tahu siapa yang mematahkan penggaris ini?” Dengan penuh rasa ketakutan Tia menjawab, “Sssaayyaa….bu.” Tia menundukkan kepala tanpa berani memandang ibu guru. “Maafkan Tia bu..” pinta Tia kemudian.

“Baiklah, tapi sebaiknya Tia minta maaf pada Yonathan, sebab ibu meminjam penggaris ini pada Yonathan tadi pagi.”Ketakutan Tia berubah menjadi rasa malu, Tia sudah marah-marah pada Yonathan tadi. Dan ternyata penggaris yang dipatahkannya itu milik Yonathan. Padahal sudah beberapa hari Yonathan minta maaf padanya, tapi Tia tidak mau memaafkan. Tia melihat Yonathan duduk di kelas sedang membaca buku, “Yonathan….ehmmm….maafin Tia ya…” kata Tia

Yonathan terkejut mendengar permintaan maaf Tia,
“ Memangnya ada apa? Kok Tia minta maaf?” Tanya Yonathan
“Tia sudah mematahkan penggaris Yonathan tadi.” Tia tertunduk takut Yonathan akan marah. “Oh…yang tadi itu? Tidak apa-apa, yang penting Tia tidak marah lagi ya”. Jawab Yonathan. Dengan keheranan Tia bertanya,” Kok Yonathan tidak marah?”. “Tia, dosa kita yang begitu besar saja Tuhan ampuni kok. Mengapa kita tidak bisa mengampuni kesalahan kecil yang dibuat oleh teman kita sendiri. Ya kan?” jawab Yonathan.

“Wah ..Yonathan, kamu benar…sekali lagi maafin Tia yang kemarin tidak memaafkan kesalahan Yonathan padahal Yonathan sudah menyesal. Tia akan belajar untuk mengampuni orang lain.”

Memaafkan adalah perbuatan yang sangat sulit dilakukan, namun Tuhan Yesus tidak keberatan melakukannya. Apalagi demi semua manusia yang begitu dikasihinya. Kalau dosa kita sudah diampuni Tuhan, maka kita juga harus mengampuni kesalahan orang lain.

CONTHO CARIYOS
Wis sawetara dina iki Tia mangkel karo kancane sing jenenge Yonathan karana Yonathan ndhelikake potltote Tia nganthi Tia bingung.

Tia ora gelem nyapa sanadyan Yonathan wis njaluk ngapura. Nanging Yonathan ora nduweni bosen njaluk ngapura nganthi Tia tansaya mangkel. Dina iki Tia wis nduweni niatan bakal ndukani Yonathan yen dewek’e taksih njaluk ngapura maneh.

“Sugeng enjang Tia!” Yonathan uluk salam ning Tia. Tia nyimpang sakaYonathan karo pasuryan mbesengut. “Kowe isih nesu karo aku ya?” ature Yonathan maneh. “Aku njaluk ngapura. Aku nyesel wis nggawe kowe sedhih lan mangkel karo aku. Aku janji ora bakal ngulangi maneh.

Tia tambah duka lan njupuk penggaris sing ana ning cedhake lan penggaris kuwi disabetake ning meja. “Klaaak! Penggaris kuwi banjur tugel. Tia kaget, amarga dewek’e sadar yen penggaris kuwi kagungane ibu guru. Tia wedi lan bingung.

“Wah, piye iki temtu ibu guru nesu karo aku…” Pikire Tia ning njero ati. nalika guru teka lan weruh penggaris kuwi tugel. Ibu Guru takon ning Tia, “Tia kowe apa weruh sapa kang nugelake penggaris iki?” Kanthi raos wedi Tia mangsuli. “Kuuuullaa bu..” Tia nungkulaké sirahe tanpa wani katon ing ibu guru. “Nyuwun pangapunten Tia bu ..” ature Tia marang ibu Guru.

Yawis, nanging kowe kudu njaluk ngapura karo Yonathan. Sabab ibu ngampil penggaris kuwi ning Yonathan isuk mau.” Rasa wedine Tia owah dadi rasa isin, sabab Tia wis duka karo Yonathan. Lan nyatane penggaris kuwi dhuwek’e Yonathan. Dene wis sawetara dina iki Yonathan njaluk ngapura karo Tia, nanging Tia ora gelem paring pangapura. Tia ndeleng Yonathan lungguh ning kelas karo maca buku. “Yonathan….ehhmm.. aku njaluk ngapura ya..” ature Tia

Yonathan kaget ngerungokake Tia njaluk ngapura.
“Lho ana apa? Kowe njaluk ngapura?” Yonathan takon ning Tia
“Aku wis gawe penggarismu tugel.” Tia nungkulaken sirahe amarga wedi Yonathan bakal duka.
“Oalah, kuwi mau ta? Ora apa-apa, sing penting kowe ora nesu maneh karo aku.” Jawabe Yonathan.

Karo kaget Tia takon, “Kok kowe ora nesu karo aku?”
“Tia, awak dewe iki wong dosa nanging Gusti Yesus wae gelem maringi pangapura. Dadi saiki awak dewe kudu gelem ngapura kalepatan sing digawe karo wong liya. Ya to? Jawabe Yonathan.

“Wah Yonathan, kowe bener banget. Sepisan maneh aku njaluk sepura ya amarga aku ora gelem ngapura kowe. Aku bakal sinau maringi ngapura kanggo wong liya kang wis gawe atiku duka lan sedhih.”

Bocah-bocah. Pangapura kuwi wujuding katresnan sejati. Gusti Yesus wis maringi pangapura kanggo kita kang wis mbalela. Amarga Guati Yesus wis maringi pangapura kanggo kita, mila kita ugi kedah maringi pangapura kanggo wong liya.

Lagu Tema : “Ku Kasihi Kau Dengan Kasih Tuhan”

AKTIVITAS :
Ajak anak-anak untuk mengisi tabel dibawah ini. Tabel tersebut tentang hal-hal apa saja yang membuat mereka marah dan membuat mereka sulit untuk memaafkan hal tersebut. Setelah itu, Pamong mengajak anak-anak untuk berdoa yang mengarahkan anak-anak untuk memaafkan kesalah orang lain kepada mereka dan menulis janji mereka untuk benar-benar mengampuni orang yang sudah bersalah kepada mereka.

No. Hal Yang Membuatku Tidak Bisa Memaafkan
1.
2.
3.

 

Kolom Janji:

 


Gambar: Christ and the Woman Taken in Adultery by Pieter Brueghel the Elder
Public Domain Copyright

Renungan Harian

Renungan Harian Anak