Bacaan: Lukas 18 : 9 – 14
Nats: Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini: Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah dan bukan juga seperti pemungut cukai ini. (Lukas 18 : 11)
Merendahkan orang lain itu artinya adalah menganggap orang lain mempunyai kekurangan dan lebih rendah dari kita. Itu bisa terjadi ketika seseorang membuat lelucon dengan menjadikan orang lain sebagai bahan tertawaan, yang bisa membuat mereka malu. Misalnya kalian memanggil seorang teman dengan sebutan “sarang burung”, karena rambutnya yang keriting, itu artinya kalian sudah merendahkan orang tersebut. Juga ketika membuat lelucon tentang pekerjaan orang tua temannya. Misalnya, kalau ada teman yang orang tuanya bekerja sebagai tukang parkir, lalu kalian menirukan suara peluit seolah sedang memarkir kendaraan di depan temanmu yang ayahnya bekerja sebagai tukang parkir. Tindakan yang demikian bisa disebut merendahkan orang lain.
Merendahkan orang lain itu bisa membuat orang lain marah, sakit hati, bahkan menimbulkan perpecahan. Jangan dlakukan ya…
Tuhan Yesus mengajarkan pada kita untuk tidak merendahkan orang lain, seperti yang ada di dalam Lukas 18 : 9 -14. Siapakah dua orang tokoh yang ada dalam perumpamaan itu?
Doaku: Ya Tuhan ampuni aku jika pernah menyakiti hati temanku. Aku tidak akan mengulanginya lagi. Aku tidak akan merendahkan orang lain. Amin