Bacaan: Kisah Para Rasul 2:44-46
Nats: “Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati” (Kisah Para Rasul 2:46)
Umat Kristen awal atau gereja mula-mula memiliki kehidupan bersama yang mempesona. Kasih mereka kepada Tuhan sangat nyata dalam hubungan mereka dengan sesama. Mereka rajin berdoa, berbagi berkat dan sukacita dengan hati yang tulus. Itulah sebabnya mereka disukai oleh banyak orang.
Sikap egois atau hanya memikirkan kepentingan diri sendiri dapat menjadi penghalang untuk membangun kehidupan bersama yang indah. Membiarkan teman bersedih karena malas membantunya. Bersikap cuek saat teman kesulitan. Tidak mau meminjamkan alat tulis karena merasa rugi. Memaksakan kehendak dan tidak mau mendengarkan pendapat teman. Pelit, tidak mau urunan untuk menolong teman yang sedang berduka. Semuanya ini merupakan contoh sikap egois yang bisa merusak kebersamaan kita dengan teman. Jika sikap egois ini kita biarkan terus menerus, maka kehidupan kita tidak akan membawa sukacita bagi teman-teman di sekitar kita.
Kita memiliki kehidupan bersama sebagai anak GKJW. Maukah kamu menjaga kebersamaan itu dengan baik? Jika kita menjauhkan diri dari sikap egois, kehidupan bersama kita akan membawa sukacita bagi teman-teman. Mereka akan senang datang beribadah dan kita bisa saling melayani satu sama lain. Sungguh indah, kan?
Doaku: “Tuhan, ampunilah kami karena kami hanya memikirkan diri sendiri. Amin.”
