Pendeta R. Tasdik Pancaran Air Hidup Junior 26 Desember 2024

26 December 2024

Bacaan: 1 Korintus 4: 6-13
Nats: “…supaya jangan ada di antara kamu yang menyombongkan diri dengan jalan mengutamakan yang satu dari pada yang lain” (1 Korintus 4:6c)

Teman-teman, tokoh berikutnya yang perlu kita kenal adalah Pdt. R. Tasdik, seorang akademisi teologi yang turut mewarnai sejarah pendidikan ilmu teologi di Indonesia. Pdt. R. Tasdik lahir pada 2 Juli 1914 di Tunjungrejo, Lumajang. Sebelum menjadi seorang pendeta, beliau menempuh pendidikan setingkat SD atau yang pada saat itu dinamakan Zendings Standar School) dan setingkat SMP atau yang dinamakan Zending Normall-School di Mojowarno.

Setelah menyelesaikan pendidikannya itu, Pak. Tasdik pernah menjabat sebagai Guru dan Kepala Sekolah Dasar di beberapa sekolah. Hingga akhirnya diangkat menjadi seorang Wakil Guru Injil di Jemaat Wonorejo, Situbondo. Mengingat pada saat itu GKJW membutuhkan banyak tenaga pendeta, beliau akhirnya memutuskan untuk masuk sekolah teologia Balewiyata dan menjadi seorang pendeta.

Karena kepandaiannya dalam ilmu teologi, Pdt. R. Tasdik ditugaskan untuk menjadi dosen pengajar di Sekolah Theologia Balewiyata sampai dengan menjadi rektor di sana selama 15 tahun lamanya. Hingga akhirnya IPTh. Balewiyata digabung dengan Akademi Theologia Yogjakarta (ATY) menjadi STT Duta Wacana (sekarang: UKDW), dan beliau dipanggil untuk menjadi salah satu dosen pengajarnya.

Tidak hanya sebagai dosen pengajar, bahkan karena kewibawaan dan bakat kepemimpinan yang dimilikinya, Pdt. Tasdik dipilih menjadi rektor STT Duta Wacana. Meskipun memperoleh pencapaian yang demikian, Pdt. Tasdik adalah sosok yang tetap rendah hati, sama seperti yang dinasihatkan oleh Rasul Paulus dalam bacaan kita hari ini.

Doa: “Tuhan, berikanlah aku kerendahan hati, karena semua yang aku dapatkan semua itu adalah pemberian-Mu. Amin”

Renungan Harian

Renungan Harian Anak