Bacaan: Roma 12:13-15
Nats: “…Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita, dan menangislah dengan orang yang yang menangis!” (Ayat 15)
Maria adalah murid satu-satunya yang beragama Kristen di kelasnya. Suatu hari, di bulan puasa menjelang Hari Raya Idul Fitri, Maria lupa membawa botol berisi air minum yang biasa dibawanya setiap hari. Ainun yang pada waktu itu membawa air minum untuk berbuka puasa, dengan buru-buru memberikan air minumnya itu kepada Maria yang tiba-tiba tersedak karena tertawa terbahak-bahak bersama dengan teman-temannya. Karena Maria menghargai teman-temannya yang sedang berpuasa, ia pun minum sambil bersembunyi.
Hidup bersama di dalam perbedaan bukanlah hal yang mudah, karena perbedaan sangat mudah menimbulkan perselisihan. Karena berbeda, kita bisa saja dibully, dijauhi bahkan dimusuhi. Meskipun demikian, sebagai anak Tuhan kita harus tetap berusaha untuk memiliki hubungan pertemanan yang baik dengan siapa saja, termasuk mereka yang berbeda dengan kita.
Bapak Rasul Paulus hari ini memberikan sebuah tips bagaimana agar kita bisa hidup rukun dan damai meski diwarnai banyak perbedaan, kuncinya yaitu menciptakan “Sukacita Terbaik”. Menurut Bapak Rasul Paulus, Sukacita terbaik bisa terwujud dari sikap kasih yang membantu orang berkekurangan/membutuhkan, mau bersukacita dan berdukacita bersama orang lain, bersedia minta maaf dan memaafkan, serta berbuat baik kepada siapa saja tanpa memandang perbedaan. Seperti sikap kasih yang dilakukan oleh Ainun kepada Maria. Semua agama mengajarkan kepada kita sikap kasih yang melahirkan sukacita terbaik… Ketika sukacita itu terwujud, maka perbedaan akan menunjukkan keindahannya. Amin.
Doaku: Tuhan, pakailah hidupku untuk selalu membawa sukacita bagi orang-orang disekitarku. Amin.