Bacaan : Matius 10 : 40 – 42 | Pujian : KJ. 424 : 1, 2
Nats: “Dan barangsiapa memberi air sejuk secangkir saja pun kepada salah seorang yang kecil ini, karena ia murid-Ku, …” (Ay. 42)
Sebelum tahun 1990 di daerah Kampak, Trenggalek, masih banyak masyarakat berjalan kaki ketika pergi ke mana-mana. Diantaranya mereka yang ingin ke pasar untuk belanja, menjual kayu bakar atau melakukan kepentingan lainnya. Banyak dari mereka yang berasal dari tempat jauh, bahkan banyak yang berasal dari daerah pegunungan. Tentu ketika berjalan mereka kehausan, terlebih jika perjalanannya dilakukan pada siang hari. Maka ada kebiasaan yang dilakukan oleh masyarakat yang rumahnya berada dipinggir jalan untuk menyambut para pejalan kaki ini, bukan dengan sorak-sorai atau pesta, namun dengan meletakan kendi yang berisi air di depan rumah. Sehingga setiap orang yang merasa haus dapat minum dari kendi tersebut. Siapapun boleh minum, meskipun antara yang menyediakan kendi dan yang minum tidak selalu saling kenal. Yang pasti keberadaan kendi berisi air tersebut sangat menolong para pejalan kaki.
Di akhir Matius 11 ini, Tuhan Yesus memberikan penegasan kepada kedua belas murid akan kedudukan mereka yang berharga. Karena mereka sebagai wakil Tuhan untuk menyapa setiap orang yang dijumpai. Maka setiap orang yang menyambut dengan baik kehadiran Tuhan melalui para murid sama seperti menyambut Tuhan sendiri. Siapapun yang mau memberi pertolongan kepada para murid, sama seperti mereka melakukan kebaikan yang besar. Bahkan ada perintah dalam hukum taurat kepada orang Yahudi supaya menyambut baik orang-orang asing dengan cara menerima mereka di rumah untuk makan dan beristirahat.
Tuhan Yesus bisa hadir melalui para murid, bisa hadir melalui orang yang lewat depan rumah kita (orang asing). Pastinya Dia juga bisa hadir melalui anggota keluarga kita, maka ketika kita mampu menyambut anggota keluarga kita dengan perbuatan baik, sama dengan kita telah menyambut Allah dengan baik pula. (GIK)
“Menyambut sesama manusia dengan penuh kebaikan, seperti kita menyambut Allah”