Jalan Yang Mendatangkan Hidup Pancaran Air Hidup 22 September 2025

22 September 2025

Bacaan: Amsal 14 : 12 – 31  |  Pujian: KJ. 409
Nats: “Ada jalan yang disangka orang lurus, tetapi ujungnya menuju maut.” (Ayat 12)

Ada cerita tentang seseorang yang selalu mengandalkan instingnya saat bepergian kemanapun, tanpa pernah bertanya atau memeriksa peta sebelumnya. Pada suatu hari, ia berniat mengunjungi sebuah kota yang belum pernah ia datangi. Dengan percaya diri, ia memilih jalannya sendiri dan meyakini bahwa ia akan sampai di tempat tujuan dengan lancar dan selamat. Namun, setelah berjam-jam lamanya, ia justru tersesat di tengah hutan. Ia akhirnya sadar bahwa jalan yang ia pilih karena terlihat mudah, ternyata menyesatkannya. Cerita ini menggambarkan betapa pentingnya petunjuk yang benar dalam menjalani hidup. Tanpa arahan yang jelas, kita bisa saja memilih jalan yang salah, walaupun awalnya tampak benar.

Bacaan kita hari ini dari Amsal 14:12-31 memberikan kita peringatan yang mendalam untuk kehidupan saat ini. Pada ayat 12, penulis Amsal mengingatkan bahwa tidak semua jalan yang terlihat baik itu benar di mata Tuhan. Banyak keputusan yang kita buat berdasarkan kebijaksanaan kita sendiri, tanpa mempertimbangkan dan mencermati kehendak Tuhan. Dalam hal ini, hikmat manusia terbatas dan sering kali menyesatkan diri sendiri. Ayat-ayat selanjutnya menunjukkan karakter dan tindakan yang berkenan di mata Tuhan, seperti mengasihi sesama (Ay. 21, 31), mengendalikan emosi (Ay. 29), dan memperhatikan orang miskin (Ay. 31). Hikmat sejati adalah hidup yang didasarkan pada takut akan Tuhan, yang memampukan kita untuk bertindak dengan kasih dan adil. Alkitab sebagai firman Tuhan, menjadi pedoman utama agar kita tidak tersesat dalam perjalanan hidup kita.

Renungan kita saat ini mengingatkan kita bahwa hidup sejatinya adalah serangkaian pilihan yang perlu kita lakukan. Kita memerlukan firman Tuhan sebagai peta yang membimbing kita menuju jalan yang mendatangkan hidup. Di bulan Kitab Suci ini, mari kita membudayakan cinta Alkitab dengan berkisah, baik kepada keluarga maupun komunitas, agar hikmat Tuhan menjadi nyata dalam hidup kita. Seperti pria dalam cerita awal tadi, jangan sampai kita tersesat hanya karena mengandalkan pikiran kita sendiri. Mari kita hidup dengan mengandalkan hikmat Tuhan dan menjadikan firman-Nya sebagai penerang dalam setiap langkah hidup kita. Amin. [YNW].

“Hidup dalam hikmat Tuhan berarti berjalan di jalan yang membawa kehidupan.”

Renungan Harian

Renungan Harian Anak