Bacaan: Yeremia 2 : 4 – 13 | Pujian : KJ. 400
Nats: “… mereka menggali kolam bagi mereka sendiri, yakni kolam yang bocor, yang tidak dapat menahan air.” (Ay. 13)
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) arti dari kata kolam adalah 1. Ceruk di tanah yang agak luas dan dalam berisi air (untuk memelihara ikan dan sebagainya); 2. Bak tempat air. Adakah yang asing dengan kolam, tidak bukan! Kolam tidak dapat dilepaskan dari kehidupan manusia. Bagi para peternak, kolam berfungsi untuk membudidayakan ikan. Bagi yang hoby olah raga, kolam dapat dijadikan tempat untuk berenang. Kolam juga dapat digunakan untuk penyimpanan air, dikala musim kemarau. Dan masih banyak lagi fungsi lain dari kolam. Hal yang menyedihkan dari kolam adalah ketika terjadi kebocoran. Sebanyak apapun air yang dimasukkan tetap akan habis. Kolam tersebut tidak dapat menahan air.
Seperti kolam bocor yang tidak dapat menahan air, itulah gambaran Israel yang tidak setia kepada Tuhan. Mereka berbuat jahat dan meninggalkan Tuhan, Sang Sumber Air Hidup. Upaya membangun kolam sendiri, menggambarkan keberadaan mereka yang mengandalkan kekuatan mereka sendiri dan tidak bergantung pada Tuhan. Tetapi ternyata mereka tidaklah hebat. Kemampuan dan kekuatan mereka terbatas, sumber air mereka tidaklah terus mengalir. Sehingga dapat dikatakan bahwa sumber air mereka tidaklah hidup, tetapi mati. Jika hal itu terus berlangsung, bukankah Israel akan kehilangan kekuatan, dan mati?
Tuhan menghendaki agar umatNya tetap berada di dekat sumber air kehidupan. Sumber air yang tidak pernah kering dan akan terus mengalir. Suatu komitmen untuk selalu dekat dan setia kepada Tuhan. Sadarilah bahwa kekuatan dan kemampuan kita terbatas. Kita tidak akan mampu untuk bertahan jika tanpa Tuhan. Jangan coba-coba membuat “kolam” sendiri dan meninggalkan Tuhan Sang Sumber Air Hidup. Pasti kolam kita bocor deh, dalam arti kekuatan kita tidak akan dapat bertahan. Amin (SWT).
“Libatkan Tuhan dalam proses hidup”
