Bacaan: Galatia 3 : 23 – 29 | Pujian: KJ. 84
Nats: “Sebab kamu semua, yang dibaptis dalam Kristus, telah mengenakan Kristus.” (Ayat 27)
Seorang anak mengenakan seragam barunya di awal tahun ajaran baru dengan semangat yang menyala. Tubuh kecilnya tenggelam dalam kemeja putih dan celana biru tua yang masih longgar, tetapi matanya berbinar membawa keyakinan akan jenjang baru yang dimasuki. Ia kini bukan lagi siswa SD, melainkan anak SMP. Seragam biru-putih bukan sekadar kain yang membungkus tubuh, tetapi lambang bahwa ia kini menjadi bagian dari komunitas yang lebih besar, tempat belajar, bertumbuh, dan membentuk diri. Dalam balutan pakaian itu, ia tidak hanya tampil berbeda, tetapi juga mulai memandang dirinya secara berbeda: ia bukan lagi sebagai anak kecil yang lama, melainkan pribadi yang sedang bertumbuh, yang siap menghadapi dunia dengan identitas baru yang melekat erat di tubuh dan hatinya. Di sinilah pakaian menjadi bermakna karena menandai peralihan: dari yang lama menuju yang baru.
Paulus menuliskan pesan kepada jemaat Galatia bahwa setiap orang yang telah dibaptis, mereka telah mengenakan Kristus, bukan sebagai simbol luar, tetapi sebagai identitas baru yang melampaui hukum, garis keturunan, dan struktur sosial masyarakat. Di dalam Kristus, batas-batas antara orang Yahudi dan Yunani, hamba dan orang merdeka, laki-laki dan perempuan, dilebur dalam kesatuan yang tidak ditentukan oleh prestasi atau posisi, melainkan oleh kasih karunia. Identitas ini bukan hasil pencapaian, tetapi pemberian, seperti seragam yang dikenakan seorang anak saat memasuki jenjang sekolah baru, menjadi tanda bahwa hidup lama telah ditinggalkan, dan kini ia menjadi bagian dari tubuh yang lebih besar, dengan arah dan panggilan yang baru.
Masa Adven bukan hanya menunggu kelahiran Kristus di palungan, tetapi menyadari bahwa Dia sudah hadir dalam diri, membentuk cara hidup dan relasi. Adven adalah saat mengenakan identitas sejati itu dengan berani, bukan sekadar simbol, tetapi kekuatan yang membawa damai dan harapan dalam dunia yang sering lupa arti kasih sejati. Jika hanya merayakan tanpa menghidupi, Adven hanyalah sandiwara, dan Kristus cuma pajangan tanpa makna dan cerita yang istimewa. Selamat memaknai adven. Kiranya kita dimampukan menyambut kedatangan Tuhan dengan hati yang bersih dan hidup yang seturut kehendak Tuhan. Amin. [ven].
“To be rooted in Christ means to be rooted in love, beyond all boundaries of law and status.” – C.S. Lewis