Bacaan : Hakim – hakim 2 : 6 – 16 | Pujian : KJ. 343
Nats: “Maka TUHAN membangkitkan hakim-hakim yang menyelamatkan mereka dari tangan perampok itu.” (Ay. 16)
Beberapa tahun lalu pemerintah Republik Indonesia pernah menjalankan kebijakan yang disebut dengan Tax Amnesty atau pengampunan pajak. Tujuan program ini adalah menambah pemasukan negara melalui penerimaan pajak. Wajib pajak yang selama ini tidak melaporkan hartanya sesuai ketentuan diberikan kesempatan untuk melakukan pelaporan dengan dikenakan tarif yang relatif ringan. Kebijakan ini memberikan kesempatan bagi warga negara yang selama ini ‘menyembunyikan’ asetnya untuk lepas dari jerat hukum. Dengan melakukan pelaporan harta secara sukarela, segala sanksi dan denda perpajakan yang memberatkan akan dihapuskan.
Seperti program Tax Amnesty dari pemerintah, Tuhan Allah juga menawarkan sebuah pintu pengampunan. Ini adalah wujud dari kasih-Nya kepada manusia. Dikisahkan dalam bacaan hari ini, Tuhan yang sebelumnya menghukum bangsa Israel karena dosa-dosa mereka, memberikan pengampunan dan pertolongan melalui hakim-hakim yang akan melepaskan bangsa Israel dari para perampok. Tuhan memahami penderitaan bangsa Israel selama menjalani hukuman, hidup dalam penindasan bangsa lain. Inti kekristenan yang kita imani pada dasarnya memang tentang kasih pengampunan Tuhan. Karya penebusan Yesus Kristus, anak-Nya yang tunggal adalah wujud pengampunan-Nya yang hakiki. Sekali lagi ini adalah bukti bagaimana Tuhan Allah peduli terhadap umat ciptaan-Nya. Tuhan tidak ingin manusia jatuh dalam kesengsaraan karena dosa-dosanya.
Namun, tidak seperti slogan ‘ungkap, tebus, lega’ dalam Tax Amnesty, setelah menerima pengampunan dari Tuhan, manusia tidak serta merta terbebas dari tanggung jawab. Tanggung jawab apakah itu? Tanggung jawab untuk bersedia mengampuni sesama. Tuhan Yesus menegaskan hal ini melalui sebuah perumpamaan, hamba yang tidak mau mengampuni sesama, akan diserahkan kepada algojo untuk dihukum oleh tuannya. Tuhan menghendaki kita meneladani kasih pengampunan-Nya dengan menunjukkan kasih yang sama kepada sesama manusia. Tuhan menghendaki kita berbela rasa terhadap sesama. Dengan demikian kita bisa menjaga pengampunan yang telah Tuhan berikan, pengampunan yang telah kita terima. Marilah kita menjaga kasih karunia dan keselamatan dari Tuhan dengan menjadi pribadi yang penuh pengampunan kepada sesama. [TWP]
“… seperti kami ampuni orang yang bersalah pada kami.”