JANUARI I
Bacaan : Yesaya 48 : 12 – 22
Tema Liturgis : Keselamatan Untuk Seluruh Ciptaan
Tujuan PA : Ketika pikiran orang Kristen menyelami alam semesta, hatinya akan bersyukur kepada Allah dalam ibadah dan kidung pujian
Pengantar
Ada banyak orang yang mengaku sebagai umat Allah dan berjanji dalam nama-Nya, tetapi sikap dan perbuatannya tidak menunjukkan bahwa mereka betul-betul adalah umat Allah yang terpilih. Hal ini dapat terjadi diakibatkan situasi dan kondisi yang mereka alami: 1) Penderitaan yang terus-menerus dapat membuat seseorang putus asa dan kehilangan harapan atau idealisme hidup. 2) kemapanan atau kenyamanan hidup yang membuat keengganan untuk memulai sesuatu yang baru. Akhirnya mereka tidak lagi bersemangat untuk berpartisipasi mewujudkan apa yang menjadi rencana dan janji-janji Allah atas dunia seperti tekad semula sebagai umat Allah.
Mereka mendengar firman Allah, apa yang dijanjikan, dan apa yang harus mereka lakukan, tetapi mereka keras kepala menolak, dan menyimpulkan bahwa itu diperuntukkan bagi orang lain. Dan yang sangat disayangkan, mereka akhirnya gagal memenuhi rencana Allah dalam hidup mereka; mereka tidak menyadari arti dari “umat Allah” yang terlibat secara aktif dalam karya penyelamatan Allah atas dunia.
Penjelasan Teks Yesaya 48
Nabi menyampaikan firman Tuhan kepada orang-orang Israel di Pembuangan Babel yang sedemikian keras kepala mengabaikan panggilan Tuhan. Banyak dari mereka merasa sudah nyaman/mapan tinggal di Babel dengan segala adat istiadat dan budaya di sana, bahkan ikut-ikutan menyembah berhala dan tidak lagi memiliki keinginan bergerak (kembali pulang) ke tanah Israel serta mempraktekkan kembali ibadat yang benar sebagai umat Allah. Nabi Yesaya menegur mereka yang sudah tidak lagi hidup sesuai dengan perintah Allah, kehilangan semangat dan jati diri menjadi alat/saksi Tuhan Allah untuk memenuhi rencananya atas dunia dan juga akhirnya kehilangan berkat-berkat yang sedianya dipeuntukkkan bagi mereka (18-19). Ia pun juga menguatkan mereka yang lemah iman supaya kembali percaya kepada janji-janji Tuhan yang segera akan dilaksanakan. Mereka semua harus bertobat dan memperbaharui komitmen iman mereka atas panggilan Tuhan Allah. Ia tetap setia dan bersabar (menahan marah), demi firman dan karya-Nya digenapi. Melalui peristiwa sejarah mulai dari penciptaan dan sampai peristiwa di panggung politik dunia yang terjadi saat ini Allah menunjukkan kedaulatan/otoritas-Nya (bdk maz 33:9). Dibentangkan rencana dan karya pekerjaan tangan-Nya yang ajaib (48:12-16). Semua itu harus direnungkan Israel supaya mereka tidak kehilangan pengharapan. Dan mereka harus bertobat dan bersiap diri bilamana penebusan besar itu terjadi mereka harus segera menyambut keselamatan itu. Mereka akan didorong keluar dari tanah pembuangan Babel melalui hamba pilihannya (Koresh) karena masa depan umat Allah memang bukan di tempat itu. Dan mereka tidak hanya akan pergi meninggalkan Babel, tetapi untuk menjadi saksi Tuhan sampai ke ujung bumi (48:20). Mereka harus gembira berteriak dan menyatakan apa yang telah dilakukan Allah bagi mereka. Mereka akan bersaksi bahwa Allah telah menebus mereka dari pembuangan dari penindas mereka. Mereka memaklumkan bahwa Allah adalah Penguasa atas semesta (adon olam).
Di dalam Perjanjian Baru, kitab Ibrani 3:1 memberi kesaksian bahwa Kristus memiliki kedaulatan/otoritas atas segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan (rhema) sehingga seluruh ciptaan mematuhi perintah-Nya.
Kesimpulan
- Meskipun umat Israel tidak berlaku setia kepada Tuhan, Ia tetap setia karena dia tidak dapat menyangkal diri-Nya. (2 Tim 3:13). Ia menggenapi janji-janji-Nya oleh karena sifat Allah yang setia, yang dengan kekuatan tangan-Nya menggenapi apa yang telah difirmankan-Nya.
- Semua Nabi bernubuat tentang hal-hal di masa datang: penghakiman, penghukuman, pemulihan/penebusan dan kedatangan Mesias. Itu dilakukan agar umat menjadi percaya dan taat kepada firman Tuhan serta terhindar dari malapetaka, dan bagi yang didisplinkan (dihukum) agar segera bertobat dan kembali mengikuti rencana dan kehendak Tuhan
- Bagi Gereja, kita diperingatkan terus-menerus untuk memelihara iman dan hidup dalam ketaatan bukan semata agar terhindar dari pendisiplinan (hukuman) ilahi, tetapi demi dapat terus menjadi alat/saksi karya penyelamatan Tuhan bersama dengan sesama ciptaan yang lain. Jika Tuhan tidak menyayangkan cabang sendiri dari pohon (Israel) dipangkas, apalagi yang cangkokan seperti kita ( 11). Atau seperti lebih jelas dikatakan Yohanes, Dia (Kristus) bisa mengambil kaki dian (= pelayanan) dari tengah-tengah kita ( Wahyu 2 : 5).
Pendalaman untuk Pemahaman Alkitab
- Tuhan Allah menyatakan diriNya secara umum kepada manusia melalui kisah penciptaan dan perjalanan sejarah kehidupan umat manusia. Dan Tuhan Allah secara khusus menyatakan diri melalui firman dan karya-Nya di dalam Tuhan Yesus Kristus. Melalui pernyataan inilah manusia dibimbing untuk percaya (beriman) kepada Allah dan sedia (berpartisipasi) menjadi alat/saksi untuk mewujudkan rencana dan karya penyelamatan-Nya atas seisi dunia.Bagaimana kita menanggapi pernyataan Tuhan Allah yang dahsyat ini dan bagaimana bentuk jawaban kita atas Pernyataan umum dan Pernyataan khusus Tuhan Allah ini?
Jawaban :
Bersyukur atas anugerah Tuhan dan berani mengungkapkan pengakuan iman akan Allah secara terbuka di hadapan dunia serta mewujudkan pengakuan iman itu dalam bentuk ketaatan hidup kepada perintah Tuhan.
***Ingatkan akan peristiwa pembaptisan/sidhi dimana kita mengaku percaya dan berjanji setia untuk mengikut Tuhan! (lihat. Kj 64, 60, 280, Maz 8: 1-5, Rm 10:10)
- Seluruh Ciptaan adalah hamba/pelayan Tuhan Allah (lih. Maz 33:9), yang mentaati perintah Tuhan Allah yang adalah Penciptanya. Allah berdaulat penuh dan memiliki otoritas mutlak atas seluruh ciptaan-Nya, termasuk juga Koresh, raja Persia yang dipakai menjadi alat Tuhan untuk melaksanakan karya penyelamatan bagi umat-Nya Israel. Namun betapa Ia menyesalkan bahwa umat yang dikasihi tidak mau mendengar firman Tuhan dan mematuhi kehendak-Nya sehingga kehilangan berkat-berkat yang sedianya akan diberikan kepada mereka.Bagaimana dengan sikap kita ketika menanggapi panggilan Tuhan, apakah segala potensi yang Tuhan berikan untuk kita dapat menjadi berkat dapat menjadi maksimal ataukah menjadi sia-sia karena ketidaktaatan kita?
***Ingatkan akan moment/atau peristiwa dimana kita menerima panggilan Tuhan sebagai pelayan-pelayan-Nya, adakah keengganan saat awal memenuhi panggilan Tuhan karena harus mengorbankan waktu, tenaga, pikiran bahkan harta benda kita. Masihkah ada penyesalan dalam keikutsertaan kita melayani Tuhan dan sesama ciptaan?
- Dalam Bulan Penciptaan ini, masihkah kita belum melihat bahwa alam ciptaan Tuhan adalah sesama kita yang juga melayani Tuhan dan kehendak-Nya. Dan bukan sekedar obyek atau alat untuk memuaskan keinginan/kerakusan manusia sehingga dieksploitasi dan dimanipulasi demi kepentingan manusia semata.
Apakah intervensi manusia untuk memaksimalkan produksi pangan demi kebutuhan manusia tidak bertentangan dengan kehendak Tuhan? Misalnya penggunaan benih transgenic (benih yang diradiasi), upaya percepatan masa panen tanaman dan penggemukan hewan yang singkat demi konsumsi manusia yang dilegalkan dengan tidak berperiketumbuhan dan kehewanan tidak dianggap merusakan keanekaragaman karya ciptaan Tuhan.
- Tindakan a Ajaklah Jemaat untuk mengumpulkan atau mencari tanaman/pohon yang langka/hampir punah untuk dikembangbiakkan di gereja atau lingkungan warga meskipun secara nilai ekonomis mungkin tidak memberi keuntungan dibanding tanaman produktif untuk bisnis. Misalnya : Rukem, kepuh, tanjung, dan lain-lain.
Pdt. Patria Yusak
—
JANUARI II
Bacaan : Kejadian 35 : 1-15
Tema Bulan : Keselamatan Untuk Seluruh Ciptaan
Tujuan PA : Perkembangan diri menuju identitas hamba Tuhan yang semakin ikut serta dalam panggilan-Nya
Pengantar
Pertumbuhan rohani seseorang tidak akan pernah selesai pada satu waktu tertentu (Filipi 3:13 ; Ibrani 6: 1 ). Dan satu pertanyaan terpenting adalah apakah kita dapat tetap hidup di dalam Kristus? ( 1 Yohanes 5:12 ). Roh memang penurut tetapi daging lemah (Mat 26:41). Dan dalam waktu-waktu tertentu kita dapat menyaksikan bagaimana seorang yang beriman bergumul hebat dalam mengambil sebuah pilihan/keputusan yang sulit untuk diselaraskan dengan dengan panggilan hidupnya sebagai hamba/pelayan Tuhan.
Penjelasan Teks Kejadian 35 : 1-15
- Kejahatan anak-anaknya (Simeon dan Lewi) telah menyebabkan Yakub harus meninggalkan Sikhem dan tempat dia menetap selama ini. Tetapi ini juga menjadi jalan (sarana pengingat) Yakub untuk dapat pergi ke Bethel, di mana dia telah berjanji kepada Tuhan untuk datang ke situ dan memenuhi janjinya membangun mezbah yang telah dia ikrarkan dua puluh tahun yang lalu -saat ia mendapat pengelihatan ilahi dalam suatu mimpi tentang tangga ilahi ke sorga. Mungkin ini semacam undangan super kilat dari sorga untuk Yakub dari Allah agar segera datang memenuhi panggilan-Nya. Mungkin tanpa kejadian ini Yakub tidak pernah berpikir untuk segera memenuhi janjinya kepada Allah. Sebab pemenuhan sumpah atau janji adalah sesuatu yang penting menjadi indikator dari orang benar (Pengkotbah 5:4-5). Manusia mungkin lupa akan janjinya terhadap Tuhan ataupun sesamanya, tetapi Tuhan tetap mengingat-ingat janji-janji-Nya.
- Dan untuk memulai persiapan perjalanan menegangkan ini Yakub dan seisi rumahnya harus mengkuduskan diri dengan membuang segala illah-illah yang selama ini masih dimiliki di antara kaum keluarganya (bdk. Kej 31:32) dan merendahkan diri dengan tidak mengenakan perhiasan apapun.
- Perlindungan dan pemeliharaan Tuhan begitu nyata dirasakan oleh Yakub dan keluarganya manakala melewati kota-kota di sepanjang jalan menuju Bethel dengan tanpa ada gangguan dan ancaman. Sebab kegentaran dan kengerian Tuhan meliputi penduduk kota-kota tersebut.
- Sesudah perjalanan melelahkan itu Yakub sampai di Luz di tanah Kanaan, yaitu Bethel, bersama dengan semua kaum keluarganya. Namanya ditambahkan oleh Tuhan menjadi Israel yang berarti “Pahlawan Allah” yang telah menang dalam banyak pergumulan kehidupan. Banyak perjalanan yang begitu berat diawali dan beberapa perjalanan rohani nampaknya juga tidak pernah akan terhenti, tetapi hanya Dia yang membuat itu menjadi akhir bahagia (Maz 121:8).
Pendalaman untuk Pemahaman Alkitab
Cerita rakyat pribumi Amerika
Salah satu suku asli Amerika memiliki cara yang unik untuk melatih keberanian anak mudanya. Pada malam ulang tahun ketiga belas anak laki-laki, dia akan ditempatkan di sebuah hutan lebat untuk menghabiskan sepanjang malam sendirian. Sampai saat itu ia tidak pernah jauh dari keamanan keluarga dan sukunya. Tapi pada malam ini ia ditutup matanya dan dibawa beberapa mil jauhnya. Ketika ia melepas penutup mata, ia berada di tengah-tengah hutan lebat… sendiri … sepanjang malam. Setiap kali ranting gemeretak, dia mungkin membayangkan ada binatang buas siap menerkam. Setiap kali ada binatang melolong, dia membayangkan akan serigala melompat keluar dari kegelapan. Setiap kali angin bertiup, ia bertanya-tanya apakah itu suara makhluk halus penunggu hutan. Tidak diragukan lagi itu adalah malam yang mengerikan bagi banyak orang.
Setelah apa yang ia alami sepanjang malam, sinar matahari pertama menembus bagian dalam hutan. Mulai terlihat sekeliling bunga, pohon, dan jalan setapak. Kemudian, dengan heran ia menunjukkan keterkejutannya karena ia melihat sosok seorang pria yang berdiri hanya beberapa meter dari tempatnya berdiri, mempersenjatai dengan busur dan anak panah. Dia adalah ayah dari anak itu yang telah berjaga sepanjang malam.
Pertanyaan :
Dapatkah Anda memikirkan cara yang lebih baik bagi anak anda untuk belajar bagaimana Tuhan mengijinkan kita untuk menghadapi ujian kehidupan, berikan contohnya?
Jawaban :
Allah selalu hadir bersama kita. Sementara kehadiran-Nya adalah tak terlihat, itu lebih nyata daripada kehidupan itu sendiri. Kita akan belajar bahwa Bapa kita membantu kita mengatasi ketakutan kita. Dia membantu kita, karena iman kita kepada-Nya. Prinsip utama yang terpenting adalah mempercayai janji-janji Allah.
Pertanyaan :
Perubahan nama mengandung makna yang teologis yang mendalam. Abram menjadi Abraham dan itu untuk seterusnya, Simon menjadi Petrus, tetapi mengapa perubahan nama Yakub menjadi Israel tidak sepenuhnya mengubah secara final?
Jawaban :
Nama Abraham ditambahkan dan memang dilarang kemudian menurut ajaran Yahudi untuk menyebut nama Abram lagi atas perubahan status nama tersebut. Sedangkan nama Israel diberikan ketika Yakub berada/sampai di tanah Kanaan/tanah terjanji (eretz Yisreel) lambang kemenangan Yakub atas pergumulan hidupnya. Ia memiliki identitas ganda yang terus saling mengisi, Yakub dalam status kerendahan yang harus terus berjuang untuk mendapatkan sesuatu untuk hidupnya dan Israel lambang kemenangan iman yang mengatasi musuh-musuhnya. Dan demikianlah perjalanan kehidupan rohani orang percaya di satu sisi harus terus gigih berjuang mendapatkan berkat rohani, di sisi lain ia berani menghadapi tantangan karena jaminan kemenangan dari Tuhan.
Pertanyaan :
Esau mengatakan, aku telah mempunyai banyak (Kej 33:9) dan Yakub mengatakan akupun telah mempunyai segala-galanya (Kej 33:11). Apakah artinya untuk kita orang percaya yang diberi kemampuan Allah untuk mengelola alam ciptaan Tuhan dan mendapatkan sesuatu dari kerja keras dari pengelolaan tersebut?
Jawaban :
Meski Esau mungkin unggul dalam perolehan harta melebihi apa yang dapat dikumpulkan Yakub, tetapi Yakub jauh lebih bersyukur atas karunia berkat rohani yang diberikan Allah kepadanya, sehingga ia dapat mengatakan telah mempunyai segala-galanya, yakni segala yang ia perlukan untuk hidupnya dan keluarganya: Keselamatan dan perkenan Allah.
***Bayangkanlah ada pengusaha yang sukses dengan banyak tender proyek yang tentunya akan menghasilkan banyak keuntungan uang dengan pengusaha yang hanya sedikit tender tetapi proyek itu betul-betul bermanfaat untuk kelangsungan dan kelestarian seluruh ciptaan. Manakah yang paling memahami dari arti dari profesi pengusaha yang mereka jalani? Pasti yang kedua.
Refleksi :
Menjadi pelayan Tuhan yang dipersiapkan oleh Tuhan untuk ikut serta dalam rencana dan karya penyelamatan Tuhan Allah atas dunia mensyaratkan pemurnian hati dan reformasi diri. Yakub selama 20 tahun telah bekerja keras demi mendapatkan keluarga dan kekayaaan (kesejahteraan) dan ia telah mendapatkannya. Tetapi ia belum menemukan panggilan hidup sebenarnya dari Allah. Di Bethel, Yakub menyadari arti dan maksud janji Allah serta limpahan berkat-berkat-Nya atas kehidupan dirinya dan anak-anaknya. Bahwa kesuksesan karir/ pekerjaan, memiliki keluarga besar dan kuat serta kemapanan/kesejahteraan hidup bukanlah akhir dari tujuan panggilan Tuhan.
Menyanyi Kidung Jemaat No. 401 “Makin Dekat Tuhan”
Pdt. Patria Yusak