Saatnya Menempatkan Anak sebagai Subjek dalam Pelayanan Workshop Forum Anak MD Surabaya Timur I

10 March 2025

“Sudah saatnya anak-anak dilibatkan dalam pelayanan gereja. Bukan lagi sebagai objek tapi sebagai subjek yang setara dengan warga dewasa.”

Demikian salah satu poin penting yang disampaikan Pdt. Muso Wahyu Bimantara sebagai pemantik materi dari kegiatan Workshop Forum Anak. Acara ini bertempat di GKJW Rungkut sebagai tuan rumah. Diselenggarakan oleh Pokja P3A KPAR MD Surabaya Timur I pada Sabtu, 8 Maret 2025.

Begitu antusias peserta hingga mencapai hampir 100 orang. Terdiri dari jenjang madya dan remaja. Juga pamong dan utusan perwakilan PHMJ 11 Jemaat.

Acara ini bertujuan untuk membangun kesadaran baru berpelayanan. Sebab anak juga menjadi bagian dari warga gereja itu sendiri. “Forum Anak” ini merupakan wadah untuk mendengar suara anak-anak sebagai bagian dari warga gereja.

“Siapa yang biasanya berdiskusi dalam sidang atau rembug warga? Warga dewasa. Bagaimana dengan anak, bukankah mereka juga warga?” kata Pdt. Muso, Sekretaris Bidang Persekutuan MA-GKJW mengawali paparannya.

Ia juga menceritakan bahwa kegiatan yang terkait anak, biasanya hanya terpusat pada KPAR, selebihnya untuk warga dewasa. Kalaupun anak terlibat hadir dalam Ibadah Patuwen, kotbahnya juga tidak pernah menyentuh pada kebutuhan anak.

“Sudah saatnya anak-anak dilibatkan bukan lagi sebagai objek tapi subjek. Kesetaraan pelayanan pada anak setara dengan warga dewasa. Peran anak-anak juga bisa dilibatkan di dalamnya,” terangnya lagi menutup paparannya

GKJW Menuju Gereja Ramah Anak

Kegiatan yang dibagi dalam 3 sesi ini juga diisi dengan sharing pengalaman dari wakil MD Surabaya Timur I yabg tergabung dalam Forum Anak GKJW. Christio (Tio) dari GKJW Waru dan Dealova (Dea) secara bergantian menyampaikan bergantian soal 5 kluster Hak-hak Anak.

Sebagaimana hal ini telah diatur dalam Konvensi Hak Anak PBB tahun 1989. Masing-masing adalah: (1) Identitas dan kebebasan, (2) Keluarga, (3) Kesehatan dan bahagia, (4) Pendidikan dan budaya, serta (5) Perlindungan.

Sekadar diketahui “Forum Anak” ini telah dibentuk pada tahun 2023 dan resmi disahkan pada Agustus 2024 dalam Sidang MA. Dua nama itu dipilih oleh anak-anak juga dari hasil Prajada (Pekan Raya Anak dan Remaja Daerah) MD Surabaya Timur I.

Pada sesi kedua, para peserta dibagi menjadi dua kelas terpisah. Untuk madya dan remaja belajar menyampaikan aspirasi melalui lembaran kertas yang dikreasi sendiri berdasarkan utusan Jemaat. Hasilnya dipresentasikan di hadapan semua peserta

Sedangkan bagi pamong dan utusan PHMJ mengisi kuisioner “Tabel Pemetaan Self Assesment Pemenuhan Indikator Hak dan Perlindungan Anak untuk Rencana Aksi Gereja di GKJW sebagai Gereja Ramah Anak.

Cukup banyak pertanyaan dan usulan yang disampaikan terkait dengan “Gereja Ramah Anak” ini. Misalnya perlu untuk melibatkan Komperlitbang. Sebab jika tidak, masalah anak hanya menjadi urusan KPAR dan Pokja P3A saja.

Potensi Anak yang Terkesampingkan

Sesi terakhir saat anak-anak mempresentasikan hasil aspirasi mereka, menjadi rangkaian penutup acara yang menarik. Banyak hal disampaikan mereka terkait dengan harapan terhadap kemajuan pelayanan yang lebiih baik di masa depannya.

Banyak potensi tersembunyi ketika tiap anak ini berbicara di depan khalayak. Ada yang bergaya santai, canda, serius, narasi ilmiah hingga bernuansa teologis. Suara-suara yang tak pernah terdengar dalam forum-forum resmi untuk dapat ditindaklanjuti secara langsung oleh para pemangku kepentingan.

Beberapa usulan dan harapan yang terekam itu di anataranya soal pengadaan alat musik sebagai sarana mendukung ibadah dan menggali potensi. Pembaruan liturgi dengan lagu-lagu yang lebih bersemangat, pengadaan ruangan per-jenjang, serta perhatian khusus untuk ‘larangan merokok” di lingkungan dalam gereja.

Ada juga harapan perlunya games, kegiatan yang lebih variatif, wadah olahraga serta perhatian pada talenta khusus. Misalnya dancer untuk tamborin bagi anak perempuan. Menarik juga bahwa mereka juga ingin juga dilibatkan dalam perkunjungan bagi yang sedang sakit atau yang sudah lama tidak aktif bergereja.

Retreat menjadi salah satu usulan dan harapan yang banyak disampaikan dari beberapa jemaat. Atau juga mengadakan PD gabungan agar bisa lebih mengenal banyak teman. Pentas seni, bagi sembako, live in, kelompok belajar, podcast (ngobrol rohani), juga menjadi perhatian.Menarik juga ketika terdapat curhat bahwa mereka ini juga butuh pelatihan untuk jadi pelayan di gereja. Misalnya menjadi song leader, tim multimedia atau pelatihan musik. “Kami jangan di-judge. Dibenarkan jika ada kesalahan dan diajari bagaimana seharusnya,” kata salah satu peserta memaparkan hasil rembugan bersama.

Pdt. Maria Theofani sebagai Ketua KPARD sebagai moderator sesi menyampaikan 4 hal kesimpulan dari aspirasi-aspirasi tadi. Pertama, anak-anak mau diajak pelayanan. Kedua, mau dibantu mengembangkan diri. Ketiga, mereka butuh kegiatan bareng. Keempat, soal pemenuhan fasilitas.

Sebelum ditutup, ada reward buat para peserta. Baik penilaian kategori dan hadiah hiburan. Dari segi kekompakan, terlucu, estetik dan detil.

Semoga dengan memberikan wadah buat anak menyampaikan sendiri keluhan dan harapan, bisa menjadi jalan pembuka buat GKJW makin berbenah lebih baik lagi di masa depan. Para generasi muda yang peduli dan cinta pada Tuhan, melalui gereja.

Berita & Foto : Hendra Setiawan

Renungan Harian

Renungan Harian Anak