Memasuki minggu pertama di bulan Agustus ini, Pelayan Harian Majelis Agung GKJW melaksanakan Ibadah dan Prosesi pelepasan direktur lama: Pdt. Gideon Hendro Buwono, M.Fil serta pelantikan direktur baru: Pdt. Dr. Hardiyan Triasmoroadi, M.Th. Hal tersebut merupakan tindak lanjut dari hasil keputusan bidang personalia Sidang ke-123/2025 Majelis Agung yang menugasi Pdt. Gideon untuk melanjutkan pendidikan srata-3, dan Pdt. Hardiyan menjadi direktur IPTh. Balewiyata GKJW.
Ibadah dan prosesi tersebut tepatnya dilaksanakan pada hari Senin, 4 Agustus 2025, bertempat di Kapel Kantor Majelis Agung GKJW dengan dihadiri oleh segenap pendeta bersama keluarga, staf dan karyawan kantor MA GKJW. Meskipun dikemas seserhana sederhana, hal itu tidak mengurangi rasa hangat dan kekhusukan di dalamnya.
Bagian awal Ibadah dilayani oleh Pdt. Gideon, sedangkan pada bagian pelepasan serta pelantikan dilayani oleh Ketua Majelis Agung GKJW: Pdt. Natael Hermawan Prianto, MBA. Setelah dibacakannya surat keputusan Pelayan Harian Majelis Agung tentang pelantikan direktur IPTh. Balewiyata oleh Sekretaris Umum, pernyataan janji, dan menerima doa serta berkat, jalannya pelayanan Ibadah dilanjutkan oleh Pdt. Hardiyan dalam statusnya sebagai direktur IPTh. Balewiyata GKJW yang baru.
Dalam kotbah sulung yang didasarkan pada bacaan Yohanes 3: 14-17, Direktur IPTh. Balewiyata yang baru itu mengungkapkan tentang bagaimana seharusnya orang-orang yang percaya kepada Tuhan menghayati Kasih Karunia Allah dalam hidupnya. Seyogyanya, orang percaya dapat benar-benar menghayati dan merasakan cinta kasih Allah itu dalam panggilan hidup yang baru. Artinya ada kebaruan cara pandang, cara hidup, cara berperilaku dari yang sebelum mengenal Allah dan sesudahnya.
“Ketika kita melihat salib yang sebelumnya menjadi simbol kematian, melalui peristiwa kematian Kristus, maka Salib itu menjadi simbol kehidupan”, ungkap Pdt. Hardiyan.
Sama halnya kisah yang tertulis dalam Kitab Bilangan 21: 1-9 tentang didirikannya tiang ular tembaga oleh Musa. Keberadaan ular yang tadinya menjadi simbol kematian, berbalik menjadi simbol keselamatan dan kehidupan bagi siapapun yang mau mengakui setiap kelemahannya, bertobat, dan memohon pengampunan kepada Tuhan.
Maka di sinilah Pdt. Hardiyan mengajak setiap umat yang hadir dalam Ibadah dan prosesi saat itu untuk instropeksi diri dan mengakui kelemahan serta kekurangan dalam diri, dan pada akhirnya memohon pengampunan kepada Tuhan, supaya dapat merasakan Kasih Karunia Tuhan yang sesungguhnya.
Di bagian akhir, baik Pdt. Gideon yang statusnya sudah dilepaskan sebagai direktur, dan Pdt. Hardiyan yang menyandang status sebagai direktur yang baru di IPTh. Balewiyata, diberikan kesempatan menyampaikan kata sambutan masing-masing. Sedangkan sambutan dari Pelayan Harian Majelis Agung, diwakili oleh Pdt. Kristanto yang mengucapkan selamat melanjutkan pelayanan bagi Pdt. Gideon dan selamat memasuki awal yang baru bagi Pdt. Hardiyan. Dalam suasana haru dan sukacita, acarapun diakhiri.