Pendeta Agus Catur Memasuki Masa Purna Tugas

19 August 2024

Minggu, 18 Agustus 2024 menjadi momen yang bersejarah bagi Pdt. Drs. Agus Catur MS, M.Min, mengingat hari tersebut adalah hari terakhir bagi beliau menyandang status sebagai pendeta baku di GKJW Jemaat Tumpak sekaligus sebagai pendeta aktif GKJW. Hari itu juga menjadi garis awal bagi beliau melanjutkan liturgi kehidupannya sebagai seorang Pendeta Emiritus. Dalam khotbahnya yang berjudul “Aku Hadir Untuk Membahagiakanmu” dengan dasar bacaan dari Matius 22: 34-40, beliau menyampaikan sebuah pesan singkat sederhana yang disebutnya dengan Lima Rukun Kristen.

Inspirasinya berasal dari bentuk salib yang memiliki empat sumbu dan satu titik perjumpaan ditengahnya. Arah ke kanan menjunjukkan pola hidup Rukun dengan Sesama, arah ke kiri menunjukkan pola hidup rukun dengan keluarga, arah ke bawah rukun dengan alam, arah ke atas rukun dengan Tuhan, dan satu titik perjumpaan ditengah adalah rukun dengan diri sendiri.

Kelima hal yang disebutkan oleh beliau menjadi dasar bagi manusia supaya kehadirannya mampu mengadakan kebahagiaan. Luar biasanya, kelima hal itu telah beliau jalani sejak lama dan dampaknya tidak hanya dirasakan oleh warga GKJW jemaat Tumpak, melainkan juga oleh masyarakat sekitar. Satu kata kunci untuk menghadirkan kebahagiaan yaitu “Rukun”. Digaungkan lima kali melalui 5 rukun Kristen, nilai “Rukun” pun mewujud dalam Visi GKJW Tumpak yaitu “bersaTU dan koMPAK. “kita bisa bersatu dan kompak ketika nilai rukun benar-benar dihidupi”, ungkap beliau dalam akhir khotbahnya.

Pelayanan emiritasi dilayani oleh Wakil Ketua Majelis Agung GKJW Pdt. Pdt. Yetti Anggraeni dan Wakil Sekretaris Umum Pdt. Widi Nugroho serta didampingi oleh para pendeta dari MD Mojokerto Surabaya Barat dan MD Jombang Surabaya Barat.

Pdt. Drs. Agus Catur Makaryo Satoto, M.Min lahir di Peniwen – Malang, pada 12 Agustus 1964. Menempuh pendidikan sekolah dasar di SDN Klayatan I Kota Malang, pendidikan sekolah menengah pertama di SMPN 2 Kota Malang, dan pendidikan menengah atas di SMAN 2 Kota Malang.

Dilahirkan di tengah keluarga yang sederhana, tidak membuat Pdt. Catur menyerah dengan keadaan. Demi mencukupi kebutuhan ekonomi, Pdt. Catur pernah menjadi kuli bangunan, berjualan air, dan tukang kebun sekolah serta koster di GKJW Jemaat Wiyung- Surabaya.

Karena kegigihan dan tekadnya dalam belajar, beliau kemudian pernah diangkat sebagai tenaga Tata Usaha SMP YBPK-4 Wiyung, Guru kursus mengetik di Institut Pembangunan Surabaya.

Karena pengalaman kerohanian yang didapatkan selama menjadi aktivis dan pelayan gereja di GKJW Jemaat Wiyung, beliau juga sempat menjalani profesi sebagai Guru Agama Kristen di beberapa sekolah, mulai tingkat Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, sampai dengan Sekolah Menengah Pertama. Berbagai profesi dan Pekerjaan tersebut dijalaninya mulai tahun 1984-1990.

Peduli akan pentingnya pendidikan, Pdt. Catur akhirnya memutuskan untuk menempuh pendidikan setingkat Starata-I di Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan jurusan bahasa Inggris yang mengantarkannya menjadi seorang Instruktur Bahasa Inggris dan Direktur Cabang Wiyung di Institut Pembangunan pada sekitaran tahun 1991.

Hingga terdengarlah informasi bahwa GKJW membuka peluang bagi warga jemaat yang rindu untuk melayani dengan mengikuti jalur Crash Program Sekolah Teologi di Universitas Kristen Duta Wacana. Pdt. Catur pun memutuskan untuk mengikuti Sekolah Teologi tersebut dan menyelesaikannya pada tahun 1994.

Setelahnya, Pdt. Catur mendaftarkan diri untuk mengikuti proses vikariat. Penempatan vikar yang pertama di GKJW Jemaat Randurejo (MD Mojokerto SB), dan yang kedua di GKJW Jemaat Waru-Sidoarjo (MD Surabaya Timur I). Hingga akhirnya ditahbiskan menjadi pendeta GKJW melalui Sidang Majelis Agung tahun 1995 di Jemaat Pare.

Melalui Sidang Majelis Agung GKJW tersebut juga diputuskan bahwa Pdt. Catur ditugaskan untuk melayani di GKJW Jemaat Tunjungrejo- MD Besuki Barat (1995-2002). Di sela-sela menjalani tugas pelayanan sebagai pendeta baku di Jemaat Tunjungrejo, Pdt. Catur menemukan wanita yang dipilihkan Tuhan untuk menjadi pendamping hidupnya, yaitu Ibu Sri Winarsih, S.H., S.Pd. Hingga diucapkanlah janji suci dan komitmen untuk hidup semati menjalani kehidupan keluarga pada tahun 1996. Satu tahun kemudian dianugerahi anak pertama yang diberi nama Gideon Pandu Perdana (lahir pada 4 April 1997) dan empat tahun berselang anak kedua yang diberi nama Victor Bintang Gemilang (lahir pada 17 Agustus 2001).

Selama kurang lebih delapan tahun lamanya menjalani tugas pelayanan sebagai pendeta baku di Jemaat Tunjungrejo, melalui keputusan Sidang Majelis Agung, Pdt. Catur dipindah-tugaskan melayani GKJW Jemaat Ranurejo – MD Besuki Timur (2002-2006). Di tempat pelayanan yang baru, Pdt. Catur terplih menjadi Pembantu Umum di PHMD dan Ketua Komisi Pembinaan Pemuda dan Mahasiswa (KPPM) Daerah Besuki Timur.

Setelah menunaikan tugas pelayanan sebagai pendeta baku di Jemaat Ranurejo, Pdt. Agus Catur kemudian ditugaskan untuk melayani GKJW Jemaat Jambangan – MD Surabaya Timur II (2006-2016). Selama kurang lebih 10 tahun lamanya melayani Jemaat Jambangan, Pdt. Catur pernah terpilih menjadi Ketua KPPMD Surabaya Timur II, Sekretaris KPPMD Surabaya Timur II, Pendeta Konsulen di Jemaat Karangpilang, dan Ketua Komisi Pelayanan Pemuda (KPM) yang merupakan komisi pelayanan bersama antara MD Surabaya Timur I dan MD Surabaya Timur II.

Disela-sela pelayanannya tersebut, Pdt. Catur ditugaskan untuk kembali menimba ilmu dengan menempuh studi lanjutnya di Fakultas Teologia Universitas Kristen Duta Wacana, dinyatakan lulus tahun 2009. Di masa pelayanan di GKJW Jemaat Jambangan itu pula Pdt. Catur diminta untuk menjadi Dosen pengajar di beberapa sekolah tinggi yang ada di kota Surabaya dan sekitarnya, seperti Dosen untuk mata kuliah Homelitika dan Liturgika STIPAK Malang mulai tahun 2008, Dosen mata kuliah Etika di AKBID “Mandiri” Gresik mulai tahun 2009. Dosen mata kuliah Etika di AKBID “Surya Sehat” Unitomo Surabaya, Dosen mata kuliah Etika di STIKES Surabaya mulai tahun 2010, serta Pendeta Pastoral di Rumah Sakit “Cempaka Putih” Surabaya mulai tahun 2015.  Hingga akhirnya beliau dipindahtugaskan ke GKJW Jemaat Tumpak – MD Mojokerto SB (2016-2024) yang sekaligus menjadi Jemaat terakhir yang dilayani sebagai seorang pendeta aktif.

Disela pelayanan di GKJW Jemaat Tumpak teraebut, Pdt. Agus Catur juga dipilih menjadi aeorang Motivator Pertanian Terpadu Intan Abatani mulai tahun 2018 dan Instruktur Pertanian Terpadu Training Center Yayasan Pelita Indonesia Timur mulai tahun 2024, berkat pengalaman dan kecintaannya pada dunia pertanian, peternakan, dan perikanan yang biasa beliau singkat dengan “TanTeRika”. Demikian juga ditugaskan menjadi seorang Pendeta Pastoral Rumah Sakit “Mutiara Hati” Mojokerto di tahun 2022 dan Guru Bahasa Jawa di SMP YBPK Wiyung – Surabaya Agustus 2024.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, meskipun seorang pendeta sudah memasuki masa purna tugas (emeritasi) secara kelembagaan, namun status kependetaannya tetap melekat. Dalam hal ini, Pdt. Catur masih dapat ikut ambil bagian dalam pelayanan gerejawi, termasuk dalam pelayananan sakramen. Karena masa emeritasi adalah masa bagi seorang pendeta dilepaskan dari jabatan struktural, namun tetap memiliki peran sebagai pendeta fungsional. Hal ini sesuai dengan Tata dan Pranata GKJW tentang jabatan-jabatan khusus.

Berita : Pdt. Krisna Yoga dan Humas MA GKJW
Foto : Multimedia GKJW Tumpak

Renungan Harian

Renungan Harian Anak