Gereja hadir sejatinya bukan untuk dirinya sendiri, tetapi untuk melayani sesama dan masyarakat. Semangat tersebut terus digaungkan dalam Workshop Menggerakkan Gereja dan Masyarakat (MGM) bagi para pemimpin gereja dan calon koordinator pada hari Rabu – Sabtu, 5 – 8 Maret 2025 di Yayasan Sion Salatiga,
Gereja Kristen Jawa Tengah Utara (GKJTU) selaku tuan rumah mengundang utusan Greja Kristen Jawi Wetan (GKJW) dari bidang Kesaksian & Pelayanan Pdt. Nicky Widyaningrum untuk mengikuti kegiatan ini yang diikuti 14 peserta dari 10 sinode bertempat di Wisma GKJTU, Kopeng, Salatiga.
Dalam tiga hari, para narasumber mempresentasikan apa dan bagaimana MGM bisa diwujudkan di tengah panggilan gereja mewartakan Injil (kabar baik) di tengah dunia dan masyarakat. Kabar baik ini dimaknai sebagai upaya membangun kehidupan manusia yang berelasi baik dengan diri sendiri, sesama, lingkungan dan Allah (holistik).
Upaya menggerakkan Gereja dan masyarakat ini diharapkan dapat dilatihkan kepada warga jemaat melalui 21 Modul melalui fasilitator-fasilitator di jemaat. Supaya kegiatan ini berkelanjutan, maka perlu dibentuk pengurus yang akan memastikan upaya Menggerakkan Gereja dan Masyarakat dapat dilakukan secara sistematis dan terstruktur.
Dalam Ibadah dan prosesi pembukaan kegiatan, Pdt. Petrus Sugito dari GKJTU menyampaikan tentang upaya menggerakkan Gereja dan Masyarakat ini adalah konsep dan praksis bermisi dan berdiakonia secara transformatif dan kontekstual. Transformatif karena diharapkan mentransformasi secara holitik (memulihkan relasi) dan Kontekstual (sesuai potensi dan kebutuhan umat di masing-masing konteks).
Perubahan paradigma ini diwujudkan berdasarkan pemahaman ALkitab dan hal ini menjadi kekuatan misioner gerejawi. Setelah mengenal dan envisioning MGM, peserta juga mendapat pemaparan tentang bagaimana menggerakkan gereja dan masyarakat, Mendengar testimoni pembelajar MGM melalui kunjungan Gereja Pembelajar MGM ke GKJTU Kinasih yang memiliki giat bersama masyarakat tentang pengelolaan lingkungan dan menabung demi kesejahteraan. Serta GKJTU Kendal yang berjumlah 23 KK tetapi memiliki program yang berangkat dari modal yang dimiliki warga jemaat.
Greja Kristen Jawi Wetan sendiri telah menetapkan bagian tentang Gereja dan Masyarakat sebagai panggilan dalam Pranata tentang Pelayanan Diakonia. Menurut peserta, workshop ini selanjutnya menjadi bahan penting untuk menemani upaya perwujudan Greja Kristen Jawi Wetan sebagai Gereja yang melayani warga dan masyarakat.
Diakhir pertemuan Ibadah dipimpin oleh Bapak Santosa yang mengajak peserta belajar dari pendampingan yang dilakukan Nabi Elisa kepada janda yang hampir kehilangan 2 anaknya karena hutang yang tak terbayar (2 Raja-Raja 4 : 1-7). Elisa dalam pendampingannya mendorong ibu itu untuk melihat potensi jejaring dan kapasitas yang dimilikinya untuk lebih berdaya di tengah persolan dan kesulitan.
Demikianlah, dalam upaya Menggerakkan Gereja dan Masyarakat, setiap pelayan harus melihat setiap orang sebagai subyek yang memiliki kapasitas, potensi untuk bertransformasi secara utuh. (kespel)