Indonesia dikenal sebagai Negara yang banyak mengirimkan tenaga kerjanya ke luar negeri. Beberapa Negara menjadi incaran warga Negara Indonesia untuk bekerja di luar negeri, misalnya Hongkong, Malaysia, Singapura, Taiwan, Arab Saudi, Jepang dll. Dengan harapan mereka mendapatkan gaji yang lebih banyak untuk menghidupi keluarganya.
Harapan untuk mengubah nasib di negeri orang memang tidak semudah membalikkan tangan. Ada banyak tantangan yang dihadapi oleh kaum buruh migran, diantaranya disiksa oleh majikan, tidak mendapatkan gaji, persoalan paspor, pelecehan seksual, sampai dengan persoalan yang ditimbulkan oleh kaum buruh migran itu sendiri, misalnya tidak bekerja dengan serius karena asyik bermain gadget, terbelit hutang, menghamburkan uang dengan percuma karena gaya hidup. Pergumulan-pergumulan tersebut tidak mudah diatasi oleh kaum buruh migran. Mereka membutuhkan pendamping baik dalam kehidupan spiritual maupun dalam pengelolaan kehidupan mereka sendiri.
Kebutuhan akan sapaan pastoral dalam kehidupan para buruh migran tersebut disadari oleh Gereja Chinese Rhenish Church (CRC) di Hongkong. Mereka menyediakan tenaga Counselor for Migrant Workers di Hongkong karena banyak buruh migran yang merupakan warga gereja dari berbagai negara.
CRC bekerja sama dengan United Evangelical Mission (UEM) dan Greja Kristen Jawi Wetan menempatkan Pdt. Yessy Puspitasari Kapitan SSi. untuk menjadi konselor/pendamping bagi kaum buruh migran di Hongkong. Pdt. Yessy P. Kapitan akan menjalankan tugas di Hongkong selama 3 tahun.
Sebelumnya, Pdt. Yessy P. Kapitan adalah pendeta GKJW di jemaat Pujiharjo – Malang. Pada tanggal 24 Juli 2016 beliau dilepas dari jemaat Pujiharjo dan dilakukan ibadah pengutusan yang dilayani oleh Sekum MA pdt. Budi Cahyono, MTh. Bersyukur bahwa Pdt. Yessy P. Kapitan dapat diberangkatkan bersama keluarganya pada tanggal 15 Agustus 2016. Mereka diterima oleh staff CRC, Michelle dan staff Mission, Lily. GKJW berterima kasih kepada UEM yang telah memberikan kepercayaan pelayanan kepada GKJW dan CRC yang telah menerima pdt. Yessy beserta keluarganya dg baik sebagai tenaga konselor bagi kaum buruh migran di Hongkong. Kiranya kemitraan ini dapat berlangsung dengan baik dan berguna untuk kaum buruh migran di Hongkong. Setidaknya inilah wujud kehadiran gereja di tengah pergumulan kaum buruh migran di Hongkong.