Jambore Relawan Kebencanaan GKJW : Siap, Sigap dan Tanggap Menuju Indonesia Tangguh

16 July 2025

GKJW yang dipanggil untuk hadir  mewartakan kabar baik di konteks Jawa Timur menyadari bahwa Jawa Timur  adalah  salah satu provinsi yang memiliki ancaman bencana cukup tinggi. Hal ini  dikarenakan  Jawa Timur memiliki 7 dari 127 gunung api aktif yang ada di Indonesia, menjadi  daerah Rawan Gempa Bumi  dikarenakan  berdekatan dengan jalur pertemuan lempeng tektonik yaitu lempeng Indo-Australia, berpotensi bencana  Tsunami karena sebagian besar kawasan pesisir Pantai di Jawa Timur dan   berada   di Iklim Tropis yang menyebabkan ancaman bencana  seperti hidrometerologi, banjir, tanah longsor, cuaca ekstrem, kebakaran lahan dan hutan serta abrasi dan gelombang ekstrem di beberapa wilayah. Dalam situasi ancaman bencana yang cukup tinggi, kehadiran relawan menjadi penting.

Mengingat  kebutuhan tersebut,  Greja Kristen Jawi Wetan rindu  untuk  mempertemukan relawan dari seluruh jemaat GKJW   berbagi pengalaman dan memperlengkapi kapasitas   yang dipanggil untuk mewujudkan giat kemanusiaan di berbagai wilayah pelayanan.  Sebab, menjadi Relawan tidak cukup berbekal hati yang rela menolong  orang lain, karena seorang relawan harus membekali diri sendiri dengan kapasitas dan keterampilan  memberikan pertolongan.

Selama tiga hari ( Jumat – Minggu,  11-13 Juli 2025), di  Dusun Rowotrate,  Desa Sitiarjo, Kab. Malang,  di wilayah Majelis Daerah Malang II, para relawan kebencanaan  mengikuti kegiatan Jambore Relawan Kebencanaan GKJW.

243 peserta  yang terdiri dari peserta utusan jemaat se Greja Kristen Jawi Wetan, Pokja Tanggul Bencana Majelis Daerah,  Pokja Tanggul Bencana  Majelis Agung, relawan  dari Charitas (Khatolik), Parisadha Hidhu Dharma Indonesia (PHDI), Muhamadiyah Disaster Management Centre (MDMC), Banser NU, Gereja Protestan Indonesia bagian Barat (GPIB)  Crisis Centre Mupel Jatim, Sinode Gereja Kristen Indonesia, volunteer United Evangelical Mission (UEM) dan 110 panitia hadir membangun jejaring bersama.

Melalui ibadah pembukaan Jambore yang dipimpin Pdt. Dr.  Agung Siswanto, para relawan disemangati untuk terlibat dalam panggilan menjaga sesama dan alam. Terlebih pola pandang anthroposentris (manusia  pusat segalanya) melahirkan kerusakan alam yang berdampak pada kerusakan alam dan bencana ekologis di ragam tempat.

Apel pembukaan Jambore dipimpin  oleh Danrem 083/Baladhika Jaya, Kolonel Inf. Kohir.   Hadir juga Wakil Bupati Malang, Hj Lathifah Shohib, Dandim 0818 Malang-Batu, Letkol Inf Danu Prasetyo dan Ketua GM FKPPI Jawa Timur, Ir.  R.  Agoes Soerjanto, serta  Musyarah Pimpinan Kecamatan Sumbermanjing.   Dalam amanah upacara, Danrem 083 menyampaikan kebanggaannya atas terselenggaranya Jambore Relawan GKJW bersama komunitas Lintas Iman ini. Sebab dengan demikian, silahturahmi dan koordinasi untuk kesiapsiagaan menangani bencana dapat terwujud.

Kegiatan Jambore dibuka oleh Kepala Pelaksana BPBD Kab. Malang yang menyampaikan pentingnya kegiatan ini digelar sebagai upaya koordinasi relawan di lokasi bencana, mengingat kebencanaan bukan hanya menjadi tanggungjawab pemerintah saja, tetapi komunitas dan masyarakat sebagai bagian Pentahelix dalam penanganan bencana. Suara kentongan   menggema  sebagai tanda Jambore dibuka dan  simbol   kesiapsiagaan bersama mempersiapkan diri menghadapi ancaman bencana dengan meningkatkan kapasitas diri.

Bersyukur juga bahwa para narasumber dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)  Kab Malang dan Batu, Badan Pencarian dan Pertolongan (SAR)  Jawa Timur, Tim Taruna Siaga Bencana (Tagana), Jejaring Komunitas   Kristen untuk Penanggulangan Bencana di Indonesia  (Jakomkris), Yakkum Emergency Unit (YEU), dr. Prayoga dari RSK. Mojowarno  hadir membagikan pengetahuan tentang penanganan kebencanaan dari tahap mitigasi, pra bencana,  bencana dan pasca bencana.

Di hari pertama, peserta mendapatkan materi  Bencana, panggilan kerelawanan dan Gereja Tangguh Bencana dari para Panelis :  Bpk. Banu Subagyo (Jakomkris), Ibu. Arni C. Ajawalia (YEU), Bpk. Tony Muljadinata (Gerakan Kemanusiaan Indonesia), Pdt. Martin (GKI SinWil Jatim). Melalui sesi ini para peserta diajak menilai  gereja apakah telah menjadi komunitas / gereja Tangguh Bencana.

Di hari kedua,  di kelas Kapita Selecta, peserta mendapatkan materi tentang   Pencarian &  Pertolongan  oleh Bpk. Yoni / BASARNAS, Kesehatan    oleh dr. Prayogo / RSK Mojowarno, Logistik  oleh bpk. Sadono / BPBD ,  Pemulihan Ekonomi   oleh bpk. Toni (GKI)  &  bu.  Arni C. (YEU), Pendidikan oleh bpk. Rosi (MDMC),  Kaji Cepat dan Komunikasi oleh bpk. Remo dan bpk.  Ismu (BPBD Batu). Di hari ketiga, peserta mengikuti Giat Simulasi di lapangan dusun Rowotrate sebagai  latihan  mempraktekkan materi yang  telah didapatkan. Semua materi ini diharapkan   memperlengkapi pengetahuan  dan wawasan relawan.

Kegiatan ini didanai melalui Anggaran Project United Evangelical Mission (UEM)  yang  sejalan dengan Misi  yang memperjuangkan relasi yang adil,  komunitas  damai, keutuhan ciptaan dan membagikan kabar baik supaya setiap orang mengalami kelimpahan. Dalam mewujudkan misi di area Diakonia, selain penguatan kapasitas relawan Tanggul Bencana GKJW,  UEM telah mendukung  melalui dana dan kesatuan doa jemaat-jemaat yang terdampak bencana melalui dana Emergency Relief.   Selain UEM,  Majelis Agung, Majelis Daerah  dan Majelis Jemaat  juga   mendukung  pendanaan demi  terselengaranya  kegiatan ini.

Rangkaian Jambore ditutup dengan refleksi singkat tentang panggilan Allah bagi  Yesaya untuk menjadi utusanNya. Dalam keterbatasan, kerapuhan Yesaya, nyatanya Allah memilihnya yang  rendah hati, setia   dan bertobat merespon panggilanNya. Maka, relawan sebagai bagian  Gereja Tangguh Bencana juga dipanggil untuk setia mendengar panggilan terlibat dalam giat kemanusiaan  dan dengan rendah hati   terus melengkapi kapasitas diri menjadi relawan yang siap, sigap dan tanggap menuju menjadi Indonesia Tangguh.

Di akhir kebersamaan,  Mars Tanggul Bencana  (karya Pdt. Dikky T.) dinyanyikan bersama sebagai lagu pemersatu  yang menyemangati relawan untuk menjadi tangan, kaki, mata dan hati Tuhan dimanapun Tuhan panggil dan tempatkan.  Kentongan yang dibagi di masing – masing MD  selanjutnya dibunyikan bersama sebagai penanda solidaritas dan  jejaring antar relawan, Majelis Jemaat dan Majelis Daerah bersama pekik : Tanggul Bencana GKJW : Siap, Sigap, Tanggap !

Berita : Pdt. Nicky Widyaningrum
Foto & Video : Panitia Jambore

Renungan Harian

Renungan Harian Anak