Ds. Mardjo Sir (Ketua Majelis Agung GKJW ke-V) Pancaran Air Hidup Junior 28 Desember 2024

28 December 2024

Bacaan: Mazmur 107: 23-32
Nats: “Mereka bersukacita, sebab semuanya reda, dan dituntun-Nya mereka s ke pelabuhan kesukaan mereka.” (Mazmur 107:30)

Teman-teman, selanjutnya kita akan berkenalan dengan Ketua Majelis Agung yang ke-V, yaitu (Pdt) Ds. Mardjo Sir. Beliau dilahirkan di Kediri pada tahun 1904. Beliau menamatkan jenjang pendidikan pertamanya di Sekolah Dasar Kristen di Segaran pada tahun 1918. Lalu beranjak ke Mojowarno untuk menuntaskan pendidikan Particular Kweekschool (setara SMP) pada tahun 1922.

Beliau kemudian melanjutkan studi teologi di Sekolah Teologi Balewiyata dan menyelesaikannya pada tahun 1930. Singkat cerita, beliau kemudian ditahbiskan menjadi seorang pendeta dan ditempatkan untuk pertama kalinya di Jemaat Kediri sampai dengan tahun 1936 dan menjadi pendeta di Jemaat Pare sampai dengan tahun 1937.

Karena kecerdasan dan minat belajar yang beliau miliki, beliau ditugaskan untuk menempuh studi teologi lanjutan di Hoogere Theologische School (HTS) di Jakarta yang diselesaikannya tahun 1938. Setelahnya beliau diutus kembali untuk belajar di Seminary Baptis Mission di Insein, Burma (sekarang Myanmar). Karena pengalaman dan kiprah beliau, Pdt. Mardjo Sir kemudian ditugaskan oleh Internasional Mission Council untuk zending (kegiatan penginjilan) sedunia di Madras, India.

Sekembalinya melaksanakan tugas tersebut, Pdt. Mardjo Sir kembali ke Indonesia dan secara khusus ditugasi menjadi pendeta perkunjungan ke Jemaat-Jemaat, hingga akhirnya dilantik sebagai pendeta baku di Jemaat Malang (Talun) pada tahun 1940. Masa selanjutnya adalah masa sulit yang dihadapi oleh Pdt. Mardjo Sir, karena pada saat pendudukan Jepang, beliau dijadikan tahanan politik mulai bulan Desember 1944 sampai dengan bulan Oktober 1945.

Setelah masa sulit itu berhasil dilalui, baik oleh beliau dan juga keluarga besar GKJW, beliau kemudian terpilih sebagai Ketua Majelis Agung terhitung sejak Agustus 1946 sampai dengan bulan November 1962. Pdt. Mardjo Sir meninggal dunia pada 14 Juli 1975.

Doaku: “Tuhan, aku memohon agar hidupku senantiasa berkenan kepada-Mu. Amin”

Renungan Harian

Renungan Harian Anak