Bacaan: Kisah Para Rasul 10 : 1 – 33 | Pamuji: KJ. 249 : 1
Nats: “Sekarang kami semua sudah hadir disini di hadapan Allah untuk mendengarkan apa yang ditugaskan Allah kepadamu.” (Ayat 33b)
Peristiwa penglihatan yang dialami oleh Petrus maupun Kornelius terjadi di saat mereka berdoa. Ketika jam 3 petang saat Kornelius berdoa, ia menerima penglihatan, kedatangan tamu yang merupakan malaikat Tuhan, menyuruhnya supaya ia menjemput seorang yang bernama Simon Petrus di Yope. Ia pun segera menyuruh utusannya menjemput Petrus. Saat tengah hari jam 12, Petrus berdoa dan Roh Kudus mengatakan pada Petrus bahwa ia akan menerima tamu. Dan sesudahnya Petrus menerima tamu utusan Kornelius. Ia pun segera bercakap-cakap, setelah itu ia pergi ke rumah Kornelius. Didapatinya Kornelius dan keluarganya adalah orang yang takut akan Allah, memberi banyak sedekah, dan tekun berdoa kepada Allah.
Melalui peristiwa ini Allah hendak mengajar Petrus bahwa bangsa lain yang disebut kafir dan najis oleh orang Yahudi, merekapun menerima rahmat Allah. Roh Kudus berkarya kepada bangsa-bangsa lain, mereka dianugerahi keselamatan. Dari sini, Petrus memahami pertama, Allah tidak membeda-bedakan orang. Bangsa manapun yang melakukan kehendak Allah dan hidup dalam kebenaran, Allah berkenan atas hidup mereka dan menganugerahkan kasih pengampunan. Kedua, ketika mendapatkan penglihatan baik Petrus maupun Kornelius, mereka dalam keadaan berdoa. Artinya doa sangat penting bagi kehidupan iman orang percaya. Doa memampukan orang percaya menghadapi berbagai peristiwa besar dalam hidupnya.
Dari renungan ini, kita bisa merefleksikan yang pertama, Allah berkarya di luar kekristenan dengan cara dan karya-Nya merangkul semua ciptaan. Sikap hidup yang terbuka (inklusif) inilah yang patut kita tumbuh kembang, bukan sebaliknya yaitu sikap eksklusif yang menganggap yang orang lain kafir, najis dan haram. Segenap semesta dan isinya dikasihi Tuhan dan diselamatkan-Nya, karena itu jadilah agen pembawa damai dan kasih Tuhan. Yang kedua, teruslah tekun berdoa. Doa memampukan kita menjalani peristiwa-peristiwa besar yang dianugerahkan Tuhan terjadi dalam hidup kita. Marilah kita mewujudnyatakan sikap hidup yang terbuka dan bersedia merangkul semua dengan cinta. (YEW).
“Masing-masing dari kita adalah malaikat dengan satu sayap dan kita hanya bisa terbang dengan merangkul satu sama lain.” (Luciano de Crescenzo)