Harapan akan adanya sebuah pusat pendidikan non-formal bahasa Mandarin layaknya Kampung Inggris Pare, kini telah menjadi kenyataan dengan diresmikannya Kampung Bahasa Mandarin Tumpuk pada hari Jumat, 30 Juni 2023 yang lalu. Peresmian itu tepatnya dilakukan di Dsn. Tumpuk, Ds. Besuki, Kec. Besuki, Kab. Tulungagung.
Berawal dari percakapan yang dilakukan antara pihak Universitas Ma Chung dan Pelayan Harian Majelis Agung GKJW, muncullah sebuah kesepakatan kerjasama dalam hal pemberdayaan dan pengembangan di berbagai bidang. Setelah sekian waktu berjalan, Universitas Ma Chung melalui Prof. Dr. Murpin Josua Sembiring, S.E, M.Si melihat potensi pengembangan sumber daya manusia yang dimiliki oleh GKJW berkaitan dengan berdirinya pusat pendidikan bahasa Mandarin. Hasil analisa terhadap potensi yang dimiliki oleh GKJW, kaitannya dengan keberadaan pusat pendidikan bahasa mandarin, didasarkan pada cukup banyaknya warga Jemaat GKJW yang menjadi Pekerja Migran Indonesia (PMI) di beberapa negara yang menjadikan bahasa mandarin sebagai bahasa ibu di negaranya.
Pelayan Harian Majelis Agung pun berkoordinasi secara intens dengan Universitas Ma Chung, memetakan, menganalisa, dan mendalami konteks di beberapa Jemaat yang memungkinkan untuk dijadikan pusat pendidikan bahasa mandarin sebagaimana yang menjadi kerinduan pihak Universitas Ma Chung. Bak gayung bersambut, apa yang menjadi mimpi Universitas Ma Chung itu juga menjadi mimpi dari GKJW Jemaat Tumpuk.
GKJW Jemaat Tumpuk dan masyarakat di sekitarnya memiliki potensi yang luar biasa terkait dengan penguasaan bahasa mandarin sehari-hari, mengingat ada begitu banyak diantara mereka yang bekerja sebagai PMI di beberapa negara berbahasa mandarin itu dalam jangka waktu yang cukup lama, bahkan mencapai puluhan tahun. Majelis Jemaat pun diminta untuk membuat proposal pengajuan, dan oleh pihak Universitas Ma Chung, proposal tersebut disambut baik hingga terjadilah momen persemian yang membanggakan semua pihak.
Di tengah memberikan sambutan dalam upacara peresmian tersebut, Prof. Murphin berharap, dengan adanya Kampung Bahasa Mandarin diharapkan juga bisa membawa multiplier effect terhadap kesejahteraan warga sekitar. “Dapat dipastikan bahwa ke depannya akan ada begitu banyak orang yang datang untuk belajar di sini. Warga sekitar dapat menyediakan kos-kosan, Laundry, Warung makan, usaha rental transportasi, dan lain-lainnyaya, pasti setiap orang akan akan merasakan manfaatnya.” Kata Prof. Murphin.
Di Kampung Mandarin ini, paling tidak akan terdapat tiga macam program pembelajaran Bahasa Mandarin: pertama, program percakapan Mandarin, program Mandarin bisnis, dan program persiapan HSK yang merupakan “TOEFL”-nya bahasa Mandarin. Lebih uniknya lagi, Kampung Bahasa Mandarin Tumpuk ini akan memberikan bentuk pelajaran bahasa Mandarin yang holistik (menyeluruh). Tidak hanya belajar di kelas, tetapi juga di luar kelas dengan berkomunikasi dengan tak sedikit warga Dusun Tumpuk yang mempunyai kemampuan bahasa Mandarin.
Pdt. Natael Hermawan Prianto sangat berbangga dengan adanya peresmian Kampung Bahasa Mandarin ini, hal tersebut diungkapkan dalam sambutannya. Beliau pun menjelaskan bahwa GKJW saat ini menghidupi tema “Mandiri dan Menjadi Berkat”. Dengan terselenggaranya acara peresmian ini, secara nyata kemandiran dan upaya menghadirkan berkat itu dapat terwujud dan dapat dirasakan tidak hanya oleh warga Jemaat, tetapi juga masyarakat di sekitarnya.
Bpk. Dahlan Iskan (mantan menteri BUMN RI tahun 2011) melalui sambutan virtualnya mengapresiasi pendirian Kampung Bahasa Mandarin di Tumpuk ini. Bahkan, nama Kampung Bahasa Mandarin sendiri merupakan nama yang diusulkan oleh beliau. “Sekarang, kalau mau belajar bahasa Mandarin, tidak perlu lagi ke Tiongkok seperti saya dulu. Cukup ke Kampung Bahasa Mandarin Tumpuk,… Saya pasti akan datang langsung ke sana”, tutur Bpk. Dahlan Iskan.
Puncak acara peresmian tersebut ditandai dengan pemotongan pita oleh Prof. Murphi, Pdt. Natael, dan perangkat pemerintahan setempat. Untuk memeriahkan acara peresmian, ditampilakn berbagai macam kesenian bernuansa Tiongkok, seperti atraksi barongsai, nyanyian dan permainan alat musik tradisional Tiongkok, dan persembahan lagu Indonesia yang digubah dan dinyanyikan dalam bahasa Mandarin.