Mengalami Tuhan dalam Segala Sesuatu II Khalwat Pendeta GKJW

3 March 2025

Selama enam hari lamanya, tepatnya mulai Senin – Sabtu, 24 Februari – 1 Maret 2025, Tim Pendamping Pendeta GKJW bersama dengan Institut Pendidikan Theologi Balewiyata (IPTh. Balewiyata) kembali menggelar Khalwat Pendeta periode pertama di tahun 2025 ini.

Pada khalwat periode ini terdapat dua orang pendeta yang menjadi pesertanya, yaitu: Pdt. Petrus Hari Santoso yang saat ini ditugaskan untuk melayani di GKJW Jemaat Sidoreno (MD Besuki Barat) dan Pdt. Sung Sabda Gumelar yang saat ini ditugaskan untuk melayani GKJW Jemaat Spellot (MD Malang IV).

Para pendeta yang menjadi peserta diajak untuk memeriksa dirinya dengan tema ‘Mengalami Tuhan dalam Segala Sesuatu’. Tema ini diinspirasikan oleh 1 Korintus 15:28 yang menggambarkan tentang Yesus yang bersedia mengalahkan dirinya sendiri, tunduk sepenuhnya di bawah Bapa-Nya. Dengan demikian, segala sesuatu yang telah dimenangkan oleh Kristus menundukkan diri kepada-Nya, yang berarti juga menundukkan diri kepada Allah Bapa.

Mengutip bagian pengantar dari buku panduan, Khalwat merupakan istilah yang berasal dari bahasa Arab ‘khalwah’ yang berarti menyendiri. Istilah ini juga dikenal dalam berbagai kalangan sebagai ‘retret’. Khalwat adalah kesediaan untuk menyendiri, bahkan mengasingkan diri, guna kembali menemukan makna dalam hidup. Khalwat dilakukan oleh para pendeta GKJW sebagai upaya memurnikan diri, baik sebagai insan maupun sebagai pendeta.

Tradisi khalwat adalah tradisi yang dihidupi oleh tokoh-tokoh Alkitab setiap kali mereka memulai karya besar mereka. Tokoh-tokoh besar seperti Yesus, Musa, dan Elia mengambil waktu selama 40 hari sebelum memulai segala karya mereka. Yesus melakukannya ketika akan memulai segala karyaNya di tengah dunia, Dia bahkan dikisahkan harus berhadapan dengan pencobaan-pencobaan sang penggoda. Musa mendaki Sinai dan berdiam di sana sebelum menerima Tora.

Demikian pula dengan Elia, dalam pelariannya dari Izebel menghabiskan waktu dalam kesendirian untuk mendengarkan suara Tuhan di Horeb. Horeb atau Sinai menandakan tempat yang sama, Gunung Tuhan. Yesus mengalaminya di padang gurun. Keduanya menandakan hal yang serupa: kesendirian dan keterasingan. Sebuah dialektika yang menarik, dibutuhkan keterasingan untuk berjumpa kerumunan, dibutuhkan keterasingan untuk merasakan keterhubungan.

Maka guna menginplementasikan tema besar dalam proses khalwat tersebut, baik TimPing Pendeta maupun IPTh. Balewiyata mengajak para pendeta yang menjadi pesertanya untuk menggumuli beberapa tema kecil yang dilakukan dalam pembagian hari secara terpisah. Pada hari pertama: peserta mendapat pengantar tentang apa itu khalwat; Hari kedua: peserta diajak menggumuli tema kecil “Aku dan Egoku”; Hari ketiga: peserta diajak menggumuli tema kecil “Aku dan Keluargaku”;

Hari keempat: peserta diajak menggumuli tema kecil “Aku dan Rekan-Rekanku Mewujudkan Mimpi Bersama”; Hari kelima: para peserta diajak untuk menggumuli tema inti dari pelaksanaan khalwat “Mengalami Tuhan dalam Segala Sesuatu”; dan pada hari keenam para peserta diajak untuk membangun Komitmen bersama, tentang apa yang perlu mereka kerjakan setelah berproses dalam kegiatan khalwat yang mereka lalui.

Di tengah-tengah proses khalwat tersebut para peserta juga diajak untuk memantapkan proses refleksi mereka dengan mengunjungi Taman Doa Karmel Parantijati Pandanlandung serta membuat satu hasil karya tangan yang menggambarkan bentuk refleksi diri mereka yang dipresentasikan pada sesi akhir pelaksanaan khalwat.

Renungan Harian

Renungan Harian Anak