Sepi ing Pamrih, Rame ing Gawe

11 April 2017

Bacaan : Yohanes 12 : 20 – 36 | Pujian: KJ 341 : 1 – 3
Nats: “Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah.” [ayat 24]

‘Sepi ing pamrih, rame ing gawe’. Sepi ing pamrih artinya: jauh dari keinginan memiliki. Rame ing gawe artinya: ramai dalam bekerja. Kearifan ini menolong orang Jawa untuk merevitalisasi diri, dengan mengubur egoismenya, sehingga dapat menghadirkan diri secara positif di tengah masyarakatnya, yakni dengan mengutamakan bekerja giat dan baik, serta jangan memiliki pamrih pribadi yang berlebihan, sebab hal ini dapat mendorong seseorang untuk menghalalkan segala cara dalam mewujudkan pamrihnya. Tanggungjawab moral terhadap masyarakat jangan dikalahkan demi memenuhi ambisi pribadi.

Sebuah gambar indah tentang perlu dan manfaat salib Kristus ada di ayat 23-25. Kalau butir gandum ditanam di tanah, ia akan bertumbuh dan menghasilkan lebih banyak butir/ benih. Tuhan Yesus mati membayar hukuman bagi dosa kita, tetapi juga untuk menunjukkan kuasa-Nya atas kematian. Kebangkitan-Nya membuktikan Ia memiliki hidup kekal. Karena Yesus adalah Allah, Ia dapat memberi hidup kekal yang sama ini kepada semua orang yang percaya kepada-Nya.

Kita harus memiliki komitmen untuk apa dan untuk siapa kita hidup, agar jelas arah dan isi kehidupan pemberian Allah, yakni rela mati untuk memuliakan Kristus, mampu melawan egoisme kita sendiri, sehingga kita dapat melayani Allah dalam cinta dan kebebasan.

Tuhan Yesus tahu penyalibanNya segera datang, dan karena Ia adalah manusia, Ia takut. Ia tahu Ia akan menanggung dosa dunia atas diri-Nya, dan Ia tahu ini akan memisahkan-Nya dari Bapa-Nya. Ia ingin dibebaskan dari kematian yang mengerikan ini, tetapi Ia tahu bahwa Allah mengutus-Nya ke dunia untuk mati bagi dosa kita, untuk mematuhi Bapa-Nya, dan memuliakan-Nya. Teladan-Nya membantu kita untuk setia, patuh, melakukan kehendak-Nya, dan membawa kemuliaan bagi nama-Nya. Amin. [Esha]

“Teladan-Nya memungkinkan kita untuk mengikuti-Nya.”

Renungan Harian

Renungan Harian Anak