Bacaan : Yakobus 4 : 11 – 17 | Pujian : KJ. 436
Nats: “Jadi jika seorang tahu bagaimana ia harus berbuat baik, tetapi ia tidak melakukannya, ia berdosa.” (Ayat 17)
Dewasa ini telah banyak pihak yang menyebarkan ujaran kebencian terhadap pihak lain yang dapat mengganggu kestabilan hidup bersama. Hal ini tidak hanya terjadi secara langsung, tetapi juga cukup masif di dunia maya. Ujaran kebencian itu diisi dengan fitnah dan juga penghakiman yang dilakukan atas dasar kebenaran yang dianut oleh pribadi atau kelompok tertentu. Kecongkakan, saling meninggikan diri menjadi hal yang juga akan semakin memperkeruh keadaan. Hal ini menjadikan kehidupan bersama yang seharusnya dapat diisi dengan saling menyebar kebaikan dan ketentraman tidak terwujud.
Penulis surat Yakobus menulis petunjuk praktis untuk dilakukan orang Kristen. Intisari pesannya, iman dan perbuatan adalah sesuatu yang konsekuen. Seorang Kristen yang menerima kebebasan akan menjadi orang yang berbahaya jika orang tersebut sebelumnya diikat oleh peraturan yang keras tentang perilaku. Dengan latar belakang kehidupan yang beragam, baik secara status sosial, suku, dan pendidikan, kecenderungan untuk membeda-bedakan dan saling tidak menghormati bisa saja terjadi. Oleh karena itu, penulis surat Yakobus menyampaikan “aturan” agar orang Kristen tetap menjaga nilai Allah dalam dirinya, yaitu kasih. Kasih diwujudkan dengan tidak saling memfitnah dan menghakimi orang lain. Semua tindakan harus didasarkan pada kehendak Tuhan, bukan kehendak pribadi. Secara langsung penulis Yakobus menyatakan bahwa sikap yang congkak dan memegahkan diri adalah sesuatu yang salah (Ay. 16). Ia menegaskan jika seorang tahu bagaimana ia harus berbuat baik, tetapi ia tidak melakukannya, ia berdosa.” (Ay. 17)
Perbedaan yang terjadi dapat membuat kehidupan bersama tidak tampak indah lagi. Oleh karena itu, setiap kita harus menyadari keberadaan diri kita sebagai orang yang bisa berdampak baik atau buruk bagi orang lain. Kita bisa memberi pengaruh buruk ketika melakukan fitnah dan penghakiman, congkak, dan memegahkan diri. Sebaliknya kita bisa memberi dampak yang baik jika kita melakukan kasih dan kebaikan kepada sesama kita. Terlihat praktis, tetapi belum tentu mudah untuk dilakukan. Allah tidak menginginkan kita congkak dan memegahkan diri terhadap sesama, apalagi terhadap Dia. Hal ini dapat kita respon dengan melakukan kehendak-Nya, demi kehidupan bersama yang penuh dengan keindahan. Amin. [edw].
“Hidup bersama liyan membutuhkan kerelaan untuk saling merendahkan hati dan memberi hormat.”