Bertekun Dalam Doa Pancaran Air Hidup 24 Februari 2024

24 February 2024

Bacaan: Mazmur 22 : 23 – 32 | Pujian: KJ. 460
Nats: “Sebab Ia tidak memandang hina ataupun menganggap sepi kesengsaraan orang yang tertindas, Ia tidak menyembunyikan wajah-Nya terhadap orang itu, dan Ia mendengar seruannya minta tolong.” (Ayat 25)

Dalam tulisan di sosial media ada quotes tanpa nama menuliskan demikian, “Mengulang-ulang doa itu layaknya seorang yang mengayuh sepeda, suatu saat ia akan membawamu ke arah yang kamu tuju.” Membaca kalimat tersebut seolah ada yang berdesir dalam hati. Bagaimana pun, manusia cenderung mendambakan sesuatu dengan cepat. Kalau diibaratkan mengayuh sepeda, saat doa kita tidak kunjung terwujud, bukan berarti Tuhan tidak mendengar doa kita. Tuhan mengharapkan kita bertekun dalam doa. Dengan kecenderungan manusia yang ingin cepat mendapat jawaban atas doanya, bisa jadi di tengah jalan kita putus asa dan mengganti rencana kita, atau kita menjauh dari doa serta usaha kita selama ini, karena merasa lelah dan jenuh mendapati doa kita tidak kunjung dijawab Tuhan.

Bacaan kita hari ini merupakan jeritan Sang Pemazmur. Ketika Pemazmur mengalami situasi sulit, ia merasa seolah Allah telah meninggalkannya (Ay. 2-3). Karena itu, ia memohon untuk dilepaskan dari pedang, memohon diselamatkan dari mulut singa dan tanduk Banteng (Ay. 21-22). Ungkapan ini adalah personifikasi dari bentuk penderitaan yang sesungguhnya. Di tengah krisis semacam ini, respons manusia sedikit banyak mempengaruhi hal yang akan terjadi ke depan. Kebanyakan manusia di situasi semacam ini akan meninggalkan Allah dan tidak lagi berseru kepada-Nya, tetapi tidak demikian dengan Pemazmur. Ia tetap berseru memohon dan percaya bahwa Allah adalah penolong yang mendengar setiap jeritannya. Kepercayaan Pemazmur ini diwujudkan dalam ketekunannya berdoa. Untuk itu dalam madah dan syukurnya Pemazmur selalu mengenang hal-hal yang dikerjakan Tuhan dalam hidupnya.

Sebagai orang Kristen yang hidup dalam ketaatan kepada Allah, kita pun dipanggil untuk bersikap seperti Pemazmur. Tetap bertekun berdoa dan memohon pertolongan Tuhan apapun situasi dan keadaan kita. Mari kita naikkan doa kita dengan penuh keyakinan dan harapan bahwa Tuhan mendengarkan setiap doa kita. Meskipun saat ini, doa kita belum dijawab Tuhan, mari kita terus mengayuh layaknya naik sepeda. Bertekun dalam doa akan membuat diri kita  diubahkan, diproses, dan disiapkan untuk menerima apa yang kita doakan itu. Kita pun belajar taat dan percaya kepada Tuhan dengan tidak jemu mengayuh setiap doa-doa di setiap hembusan nafas kita. Amin. [edw].

“Bersukacitalah dalam pengharapan, bersabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa.” (Roma 12:12)

Renungan Harian

Renungan Harian Anak