Tidak Seperti Biasanya Pancaran Air Hidup 12 Desember 2023

12 December 2023

Bacaan : Kisah Para Rasul 11 : 1 – 8 | Pujian: KJ. 445 : 1 – 3
Nats: “Aku menatapnya dan di dalamnya aku lihat segala jenis binatang berkaki empat dan binatang liar dan binatang menjalar dan burung-burung. Lalu aku mendengar suara berkata kepadaku: Bangunlah, hai Petrus, sembelihlah dan makanlah!” (Ayat 6-7)

Rasa nyaman dibutuhkan oleh setiap manusia dalam hidupnya, baik itu di lingkungan keluarga,  kerja, masyarakat dan dimanapun dia berada. Secara sederhana, rasa nyaman akan muncul jika seseorang diterima di tengah-tengah lingkungannya. Dalam penerimaan itu dibutuh proses yang panjang untuk membiasakan diri dapat menerima dan menjadi nyaman bagi yang lain. Di sisi yang lain, rasa nyaman terkadang menjadikan seseorang enggan mencoba hal yang lain di luar kenyamanannya, karena ia sadar dibutuhkan proses panjang agar ia merasa nyaman di situasi yang lain. Demikian pula dalam beriman, pasca pandemi Covid-19, kita diajarkan untuk kreatif, keluar dari zona nyaman kita.

Dalam konteks penyebaran awal kekristenan yang tertulis dalam Kis. 11:1-8, mengisahkan perihal ketidaknyaman orang Kristen Yahudi memahami konsep keselamatan dan tradisi penerimaan orang Kristen non Yahudi waktu itu. Demikian juga perihal makanan yang semula dianggap najis dan haram menjadi makanan yang halal.  Rasul Petrus mendapat perintah dari Tuhan, “Bangunlah, hai Petrus, sembelihlah dan makanlah!” Ketidaknyamanan yang diterima oleh orang Kristen dari golongan Yahudi dan Petrus ini, menunjukkan menjadi pengikut Yesus sejatinya adalah menyangkal diri dan terus melakukan setiap pengajaran Tuhan yang terkadang berbeda dengan pemahaman kebudayaan, kebiasaan, dan kenyamanan yang selama ini dihidupi.

Kita tentu mendambakan rasa nyaman dalam hidup kita. Maka kita akan berupaya untuk mendapatkan rasa nyaman tersebut. Akan tetapi perlu kita sadari bahwa hidup kita tidak selalu sama setiap waktu. Demikian dalam hidup beriman kepada Tuhan, kita dituntut memiliki iman yang tidak biasa-biasa saja, agar kita tidak hanyut mengikuti arus dunia. Kisah Petrus dalam proses penerimaan penglihatan mengenai hal yang tidak biasa, mengajak kita menyadari bahwa Tuhan berkarya atas kita dengan tidak biasa saja. Mari kita beriman dengan sungguh, beriman dengan tidak biasa-biasa saja. Amin. [gfc].

“Yang biasa memang nyaman, tetapi kondisi hidup menuntut kita untuk hidup tidak biasa-biasa saja, seperti karya Tuhan yang tidak pernah begitu-begitu saja dalam hidup kita.”

Renungan Harian

Renungan Harian Anak