Bacaan: Yesaya 44:9-17 | Pujian: KJ 66;1,2,3.
Nats: “Siapakah yang membentuk allah dan menuang patung yang tidak memberi faedah?” (ayat 9).
Kita mengenal begitu banyak patung di dalam hidup ini. Ada patung para pahlawan kemerdekaan RI, misalnya patung ‘Soekarno-Hatta’ di gerbang masuk Bandara Internasional Cengkareng – Tangerang – Jawa Barat. Patung bernuansa agama, misalnya ‘Patung Budha Joko Dolog’ di depan Gedung Grahadi Jl. Pemuda Kota Surabaya. Patung heroik, misalnya ‘Patung di Monumen Wira Surya’ yang berada di dekat Jembatan Wonokromo – Surabaya dan ‘Patung di Jalasveva Jayamahe Monument’ yang terletak di Ujung – Surabaya. Patung yang menceritakan tentang asal usul nama kota, misalnya ‘Patung Sura lan Baya’ yang menjadi simbol kota Surabaya. Orang membuat patung sebagai sebuah karya seni dan budaya untuk mewakili ide dan kata hatinya. Setiap patung memiliki makna tertentu dan dibuat dengan maksud atau tujuan tertentu pula.
Firman Tuhan kali ini mengingatkan, bahwa ada bahaya apabila manusia membuat patung dengan maksud bahwa patung tersebut sebagai ganti kehadiran Allah dalam hidupnya. Bahaya tersebut berupa godaan bagi manusia, upayanya untuk bertemu dengan Allah terhenti hanya pada fisik patung tersebut dan pada akhirnya ia tidak menemukan Allah.
Di sini Yesaya menggambarkan bagaimana manusia membuat ilah-ilah mereka sendiri. Menurut Yesaya, sangat tidak masuk akal apabila manusia membuat ilahnya dari kayu yang diambil dari pohon yang sama, dimana kayu dari pohon tersebut juga bisa dimanfaatkan sebagai kayu bakar. Allah tidak dapat dibatasi oleh tempat atau ruang dan waktu, sebab Ia berkuasa mutlak atas segala sesuatu dan kekal.
Di jaman modern ini, sangat mungkin kita telah membuat ilah-ilah kita sendiri, misalnya berupa uang, kemewahan, popularitas, kemasyhuran, kuasa, jabatan, dll. Jika kita membuat ilah menurut pilihan dan cara kita sendiri, kita menipu diri kita sendiri. Kita tidak pernah dapat mengharapnya atau mempercayainya untuk melindungi kehidupan kita. Amin. (Esha).
“Di gunung, lembah, padang, hutan, darat, dan angkasa Tuhanku hadirlah.”