Bacaan : Mazmur 128 : 1 – 6 | Pujian: KJ 374
Nats: “Sesungguhnya … akan diberkati orang laki-laki yang takut akan Tuhan.” [ayat 4]
Pamrih adalah jika seseorang berharap imbalan dari seseorang lain ketika melakukan perbuatan baik. Berpengharapan adalah iman kepada Tuhan bahwa seseorang diberkati jika ia melakukan perintah Tuhan. Jadi, hubungan manusia dengan Tuhan, itu bersifat transaksional? Manusia memberikan rasa takutnya kepada Tuhan, sehingga patuh dan beriman, hidup sesuai kehendak Tuhan. Manusia menyerahkan kehendaknya kepada Tuhan, dengan harapan Tuhan akan menyerahkan berkatNya kepada manusia.
Mazmur 128 memberikan nuansa yang demikian, yaitu hubungan transaksional, hubungan simbiosis mutualisme (saling menguntungkan). Seorang laki-laki akan mendapat banyak keuntungan jika dia takut kepada Tuhan. Itulah janji Tuhan kepada umatNya yang takut akan Dia. Janji itu boleh diharapkan. Namun demikian, takut akan Tuhan harusnya tetap tanpa pamrih, harus setulus-tulusnya. Jika rasa takut kita kepada Tuhan itu dengan pamrih untuk mendapat keuntungan, maka sebenarnya hati kita itu hanya tertuju kepada diri kita sendiri, untuk kesenangan diri sendiri, bukan untuk kemuliaan dan kebahagiaan Tuhan. Nyatanya berkat karunia Tuhan tidak dapat dibeli dengan rasa takut kita kepadaNya. BerkatNya itu diberikan kepada kita adalah karena janjiNya sendiri, karena kemurahan dan kebaikan hati Tuhan sendiri. Panggilan kepada manusia hanyalah untuk takut akan Dia. Tanpa dipamrihi pun, diminta atau bahkan tanpa diharapkan pun, berkatNya itu akan diberikan kepada kita. Janji, kemurahan dan kebaikanNya itu cukuplah diyakini saja.
Sikap seperti itu adalah credo sesuai Roma 11:36 “Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya”. Pengakuan tertinggi kepada Tuhan. Sebagaimana yang Tuhan harapkan dari seluruh ciptaanNya. Umat yang dikasihiNya, sampai Ia merelakan AnakNya yang tunggal, mati disalibkan. Untuk apa? Agar manusia yang dicintaiNya itu hidup dalam iman yang teguh. Kehendak Tuhan: manusia beriman, takut akan Dia tanpa pamrih. [Onewan]
Salah satu persoalan di dunia ini adalah tentang
betapa mudahnya kita melunturkan kebiasaan baik
dan betapa sulitnya kita menghentikan kebiasaan buruk
(William S.Maugham)