Orang Terhormat Pantang Gila Hormat

1 August 2016

Bacaan : Ester 5 : 1 – 14  |  Pujian: KJ 246
Nats: “tetapi ketika Haman melihat Mordekhai ada di pintu gerbang istana raja, tidak bangkit dan tidak bergerak menghormati dia, maka sangat panaslah  hati Haman kepada Mordekhai.” [ayat 9]

Memiliki kekuasan atau dekat dengan pusat kekuasaan adalah ujian terberat bagi seseorang untuk tetap berkepribadian rendah hati. Seringkali karena merasa memiliki kekuasaan, atau dekat dengan sosok yang memiliki kekuasaan menjadikan seseorang bersikap pongah, congkak dan sombong. Itu semua terjadi karena dia merasa menjadi orang yang terhormat dan harus dihormati bahkan disanjung.

Haman sedang merasakan kondisi yang membuatnya sebagai pribadi yang terhormat. Dia memiliki akses kepada Raja, bahkan bisa hadir dalam undangan pesta Raja. Kedekatan Haman pada pusat kekuasaan membuatnya pongah dan congkak. Manakala dia melihat Mordekhai yang tidak memberikan hormat dengan menundukkan kepala, Haman merasa tersinggung dan marah. Rasa tersinggung itu begitu hebat dan membuatnya ingin menghabisi Mordekhai. Haman menjadi profil pribadi yang terhormat namun sedang gila hormat.

Kehidupan di zaman modern seperti ini berpeluang menjadikan pribadi yang memiliki kekayaan dan kekuasaan sebagai pribadi yang pongah dan congkak, hanya minta dilayani dan dihormati tanpa mau melayani apalagi menghormati orang lain. Jika ada orang lain yang tidak mengikuti kemauannya, maka dia akan memakai kekuasaan yang dia miliki untuk menekan atau jika mungkin menghancurkan. Jangan pernah bertanya tentang kasih dan pengampunan kepada pribadi yang seperti itu. Yang ada di benaknya hanyalah kepentingan pribadi dan keduniawian.

Bisakah kita menyebut pribadi seperti itu sebagai yang terhormat? Pribadi yang terhormat adalah pribadi yang mau melakukan perbuatan yang berarti bagi sesama. Pribadi yang tidak mengutamakan kepentingan pribadi. Pribadi seperti ini meyakini bahwa kekuasaan yang dia miliki adalah pemberian kepercayaan dari sang pemilik kekuasaan yang sebenarnya. Maka dia harus menggunakannya dengan tanggungjawab. Inilah pribadi yang terhormat dan pantas kita berikan hormat. [Oka]

“Ingin jadi pribadi terhormat? Awali dengan sikap rendah hati!”

Renungan Harian

Renungan Harian Anak