Bacaan : Yeremia 14 : 1 – 6 | Pujian: KJ 337
Nats: “Firman TUHAN yang datang kepada Yeremia mengenai musim kering.”[ayat 1]
Media massa akhir-akhir ini diwarnai berbagai berita tentang bencana alam yang memiriskan hati. Siapa yang tidak tahu tragedi tanah longsor Purworejo Jawa Tengah, dimana dikabarkan puluhan nyawa melayang karenanya? Atau siapa yang tidak prihatin menyaksikan bencana banjir di Wajo, Sulawesi Selatan yang merendam ribuan rumah tepat di hari bumi? Belum lagi berita banjir bandang di desa Pujiharjo, Malang Selatan awal Juli lalu yang mengakibatkan banyak kerugian. Rilis pada laman BNPB mengatakan bahwa faktor yang paling berperan menyebabkan bencana alam banjir dan longsor adalah faktor antropogenik atau pengaruh ulah manusia.
Bencana alam dahsyat berupa kekeringan juga pernah terjadi di Yehuda. Alam, manusia baik jelata maupun pembesar, hewan dan tanaman, semua menanggung akibat dari bencana itu. Tidak ada air dan tanpa air, kehidupan akan berhenti.
Ancaman kekeringan sesungguhnya sudah disampaikan kepada bangsa Yehuda. Namun setelah mendengar ancaman itupun bangsa itu tidak beranjak dari dosa-dosanya. Bangsa Yehuda telah menghina dan menyia-nyiakan kemurahan Allah sampai akhirnya hukuman Allah dinyatakan melalui bencana. Alampun ikut meratap karena dosa manusia. Memang tidak semua bencana alam merupakan akibat dari dosa manusia. Tetapi juga tidak selalu bencana alam tidak berhubungan dengan dosa manusia. Dampak dari dosa dan kesalahan manusia sungguh mengerikan. Ia tidak hanya merusak pelaku dosa melainkan juga alam semesta yang diciptakan Tuhan.
Banyak upaya yang sudah dilakukan untuk mengatasi permasalahan lingkungan yang terjadi saat ini. Namun untuk menjawab berbagai masalah tersebut, ternyata tidak cukup dengan penyuluhan dan menumbuhkan kesadaran untuk peduli dengan pelestarian lingkungan. Dibutuhkan pembaharuan karakter manusia, dari yang bersahabat dengan dosa menjadi bersahabat dengan Tuhan dan seluruh ciptaan-Nya. [Retno]
“Jika kita mencintai alam, tak ‘kan kita dicelakainya. Jika kita menjagai alam, kita pun hidup dalam sejahtera.”