Kesombongan Religius

15 March 2017

Bacaan : Yohanes 8 : 1 – 11 | Pujian: KJ 413
Nats: “Barang siapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melempar batu kepada perempuan itu.”[ayat 7b]

Banyak orang yang merasa alim, saleh, sudah hidup baik dan benar di hadapan Tuhan, sehingga mudah menghakimi orang lain yang dianggap bersalah. Mereka sulit untuk mentoleransi situasi hidup orang-orang yang salah jalan dan tidak taat pada hukum agama. Hati mereka menjadi keji dan jahat terhadap sesama yang dianggap berdosa. Inilah yang disebut kesombongan religius, sebab orang begini merasa tindakannya itu paling benar dan mulia, merasa tidak pernah salah dan cenderung menghakimi orang lain.

Bacaan kita hari ini menggambarkan ahli-ahli Taurat dan orang Farisi yang datang untuk mencobai Tuhan Yesus dengan membawa perempuan yang tertangkap sedang berzina. Mereka minta pendapat tentang hukuman yang harus diberikan kepada perempuan tersebut. Menurut hukum taurat perempuan tersebut harus dihukum dengan dilempari batu.

Jawaban Tuhan Yesus sangat bijaksana dan tentunya sangat mengagetkan mereka bahwa “barang siapa di antara kamu tidak berdosa hendaklah ia yang pertama melempar batu kepada perempuan itu.” Pergilah mereka seorang demi seorang tanpa ada satupun yang melempar batu kepada perempuan itu. Tuhan Yesus juga tidak menghukum tapi dengan perintah untuk pergi dan “jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang.” Tuhan Yesus merubah kaidah hukum menjadi kaidah moral. Masih memberi kesempatan kedua untuk memperbaiki diri agar tidak berdosa lagi, dengan mengembalikan orang-orang yang berbuat kesalahan ke jalan yang benar dengan dilandasi kasih dan simpati. Di sini digambarkan keteladanan bagaimana memperlakukan orang-orang yang melakukan kesalahan dan pelanggar hukum yang ada.

Marilah kita merenungkan dan mengkoreksi diri kita, apakah kita merasa tanpa dosa sehingga menghakimi orang lain? Kita tidak berhak menghakimi orang lain, kita tidak berhak mengambil alih tugas dan kewenangan Tuhan sebagai hakim dalam menghakimi orang. Sebagai dasar sikap kita adalah Firman Tuhan yang berbunyi “Jangan kamu menghakimi supaya kamu tidak dihakimi” (Mat 7: 1). [Sri]

Orang yang suka memandang orang lain bersalah, dia sudah berbuat salah.

Renungan Harian

Renungan Harian Anak