Bacaan : Daniel 5 : 1 – 12 | Pujian: KJ 354 : 1, 2
Nats: “Janganlah pikiran-pikiran tuanku menggelisahkan tuanku dan janganlah menjadi pucat” [ayat 10b]
Gelisah adalah tidak tenteram, selalu merasa khawatir, tidak tenang, dan cemas. Banyak hal yang menyebabkan seseorang gelisah.
Perjamuan besar di istana sedang berlangsung sangat meriah ketika sebuah tangan misterius menulis pada dinding. Ada tiga kata dituliskan di situ. Kata-kata itu mengenai bobot atau ukuran berat, atau satuan mata uang: ‘Mene, mene, tekel ufarsin’ (ay. 25), dengan kata lain ‘satu mina, satu mina, satu syikal, dan setengah syikal’. Daniel, yang waktu itu sudah tua, dipanggil untuk menafsirkan tulisan tersebut. Dan ia menjelaskan arti dasar kata-kata itu: ‘dihitung, ditimbang, dibagi’. Hari-hari raja Belsyazar benar-benar telah dihitung. Malam itu juga Koresy orang Persia merebut Kota Babel yang belum pernah terkalahkan. Belsyazar adalah seorang ‘pejabat raja’, pelaksana tugas dengan wewenang penuh di Babel, ketika Raja Nabonidus, ayahnya, bepergian ke luar negeri untuk jangka waktu yang lama. Belsyazar diceritakan memiliki banyak istri. Mereka ikut hadir dalam perjamuan besar itu. Selain itu, gundik-gundik raja hadir juga. Gundik adalah resmi tetapi tidak mempunyai hak-hak sebagaimana yang dimiliki oleh istri.
Perjamuan besar itu menggunakan perkakas-perkakas Bait Suci, yakni benda-benda kudus yang diambil dari Bait Allah di Yerusalem yang sebenarnya hanya boleh dipakai oleh para imam dalam upacara-upacara keagamaan. Namun Belsyazar dan tamu-tamunya memakainya untuk minum anggur, sambil memuji dewa-dewa mereka. Ini adalah penghinaan terhadap Allah Israel.
Tampak tulisan di dinding istana, raja melihatnya, dan gelisah dibuatnya. Raja berharap para ahli jampi, para Kasdim, dan para ahli nujum memahami arti tulisan aneh tersebut. Para ahli ini percaya pada roh-roh orang mati, tapi ternyata mereka tidak sanggup membaca dan menjelaskan arti tulisan tersebut. Seorang permaisuri mengusulkan agar Daniel diminta tolong untuk menjelaskan makna tulisan itu. Kemampuan Daniel untuk menafsirkan mimpi berasal dari Allah sendiri. Amin. [Esha]
“Kasih-Nya mencari, diraih-Nya aku kembali pada-Nya.”