Bacaan : Yesaya 29 : 1 – 12 | Pujian: KJ 36
Nats: “Engkau akan melihat kedatangan Tuhan semesta alam dalam guntur, gempa dan suara hebat dalam puting beliung dan badai dari dalam nyala api yang memakan habis.” [ayat 6]
Yesaya anak Amos dikaruniai Tuhan kemampuan bernubuat untuk menyampaikan sabda Tuhan yang harus disampaikan kepada raja Yehuda, pemimpin agama dan orang-orang Farisi. Nubuat tersebut tentang rencana Allah yang akan menjatuhkan hukuman berupa kehancuran Yerusalem dan penduduknya karena dosa dan kejahatannya menolak Firman Allah.
Reaksi orang-orang Yahudi terhadap nubuat Yesaya menunjukkan keras kepala, menutup mata dan telinga, sinis, ragu-ragu, mengejek karena mereka merasa sudah aman. Kehancuran Yerusalem terjadi ketika tentara Asyur menyerang dan menghancurkannya. Tetapi Tuhan Maha Kasih, di samping menghukum, pada saatnya Tuhan juga melimpahkan berita penghiburan keselamatan untuk penduduk Yerusalem. Berkat karya Tuhan, serangan Asyur berhenti karena sebagian besar tentaranya mengalami kelaparan dan sakit sampar sehingga meninggal dan sedikit yang selamat.
Penduduk dan pemimpin Yerusalem mengalami kemabukan dan pusing rohani, kehilangan kesadaran sehingga terjadi kebutaan dan kegelapan pikiran dan akal budi yang merambah seluruh lapisan masyarakat. Yesaya sering menegur mereka agar kembali ke jalan yang benar, ke jalan Tuhan. Tetapi mereka menolak untuk bertobat. Dengan menolak Firman Allah berarti tidak mempunyai landasan, arahan, pedoman hidup untuk menuju keselamatan kekal. Dalam keadaan demikian maka iblislah yang akan masuk berkuasa atas diri kita untuk membawa kehidupan lama yang penuh dosa.
Oleh karena itu peningkatan kualitas iman, kasih dan pengharapan perlu terus dilakukan dengan selalu mengikuti persekutuan-persekutuan baik dalam keluarga, gereja dan lainnya. Juga kita tingkatkan kualitas dan kuantitas perbuatan-perbuatan kasih kepada sesama.
Kita harus selalu siap membuka mata, telinga, hati kita untuk menyambut Firman Allah dan melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari. Di sinilah orang yang telah diselamatkan akan memperoleh hak hidup di hadapanNya dalam persekutuan yang indah denganNya. [Sri]
Kebutaan rohani akan membawa kehancuran dalam kehidupan kita.