Bermurah Hati

31 July 2017

Bacaan : Yakobus 3: 13 – 18   |   Pujian: KJ 424: 1, 2, 3
Nats
: “Sebab di mana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri di situ ada kekacauan dan segala macam perbuatan jahat.” (ay. 16)

 Kita diciptakan bukan untuk hidup sendirian, namun untuk dapat menjadi berkat bagi sesama. Tuhan memanggil kita untuk menjadi berkat bagi orang lain, bukan untuk hidup sendirian atau mementingkan diri sendiri. Namun pada kenyataannya masih banyak orang percaya (kristen) menjalani hidupnya dengan berpusat pada diri sendiri, egois, tidak peduli dengan keberadaan orang lain di sekitarnya.

Pada masa yang penuh dengan persaingan ini perlu kita bertanya “mengapa kita tidak diperkenankan menjadi orang Kristen yang egois, sementara lingkungan saat ini dipenuhi dengan orang-orang yang egois?” Jelas sekali dapat dilihat keberadaan banyak orang pada jaman sekarang dalam memenuhi keinginannya seringkali menggunakan segala cara, termasuk dengan tidak segan mengambil keuntungan dari kesusahan orang lain.

Singkatnya, sifat egois menurut nats kita akan memunculkan kekacauan dan segala macam perbuatan jahat. Sifat ini harus dihindari orang percaya karena jauh dari kata kasih. Kita faham betul bahwa orang yang egois akan melakukan apa saja demi mewujudkan apa yang diinginkan, tidak peduli hal itu menyakiti atau mengorbankan perasaan orang lain. Bila sifat egois terus dipelihara, maka dalam dirinya akan timbul sifat baru yaitu kikir alias tidak punya kemurahan hati terhadap orang lain. Jelas ini tidak sesuai dengan panggilan kita “menjadi berkat bagi sesama ciptaan”. Kita dikehendaki dalam berbuat diiring dengan hikmat, hikmat yang datang dari atas, yaitu perbuatan murni (tulus), pendamai, penurut, penuh belas kasihan, berbuah yang baik. Artinya secara garis besar kita diminta untuk menjadi orang yang murah hati, bukan kikir yang tidak peduli terhadap keberadaan orang lain.

Dengan begitu maka harapan Tuhan akan kehidupan yang harmoni dengan perantaraan kita yang menjadi berkat bagi sesama dapat diwujudkan. Dunia menjadi penuh damai, belas kasih, kemurahan hati dan sukacita. Bermurah hatilah, sebab Dia penuh kemurahan. (GaSa)

“Bermurah hati tidak akan membuat kita kehilangan sesuatu.”

Renungan Harian

Renungan Harian Anak