Tema natal tahun ini “Hiduplah sebagai Sahabat bagi Semua Orang” dipilih PGI dan KWI atas keprihatinan kehidupan berbangsa yang makin sektarian akhir-akhir ini. Saat ini, makin banyak orang yang mementingkan diri dan kelompoknya seraya menyangkal keberadaan kelompok yang lain.
Akibatnya, ruang publik kita dipenuhi dengan bermacam bentuk kompetisi dan kontestasi. Masing-masing ingin meraup sebanyak mungkin dengan menegasikan yang lain. Keseharian kita dipenuhi pengumbaran nafsu dan pemuasan dahaga yang tidak terbatas.
Bahkan, agama yang seharusnya menyebar kasih dan damai malah menebar kebencian dan kekerasan. Alih-alih memuliakan kemanusiaan, agama malah mencederai kemanusiaan. Alih-alih mempersatukan, agama malah mencerai-beraikan.
Dalam konteks inilah, umat Kristen di Indonesia dipanggil untuk menjadi sahabat bagi semua orang. Ajakan ini bersumber dari Sang Kristus sendiri: Allah yang maha tinggi itu, karena kasihNya, telah mengosongkan diriNya, rela menjadi manusia, dan menyediakan diri sebagai sahabat bagi manusia.
Menjadi sahabat bagi semua orang berarti bersedia mengosongkan diri, bersedia berbagi, dan bersedia berkorban. Itu berarti ada kesediaan mengutamakan orang lain ketimbang diutamakan; mengedepankan orang lain ketimbang dikedepankan; dan mendengarkan orang lain ketimbang didengarkan…