Setidaknya, ayat Alkitab dalam Amsal 20: 29 tersebut mengingatkan kita tentang indahnya perjalanan hidup, dimana setiap jenjangnya memiliki kekhasan masing-masing. Orang muda memiliki kekuatan fisik dan kemampuan berpikir yang tajam, penuh dengan hasrat dan gagasan. Sedangkan orang tua kaya dengan pengalaman hidup, yang membuatnya lebih tenang, antisipatif dan juga mengayomi.
Pemahaman pada ayat tersebut juga memunculkan gambaran tentang sebuah persekutuan Tubuh Kristus yang indah. Perbedaan dijadikan jembatan agar bisa saling melengkapi dalam kehidupan persekutuan. Tidak sedikit gereja pada saat ini yang masih bergumul dengan eksklusivitas generasi dalam jemaatnya. Masing-masing generasi aktif dalam pelayanannya sendiri-sendiri. Generasi tua memandang generasi muda sebagai generasi ‘tanggung’; tidak mentah, tapi juga belum matang, sehingga agak ragu untuk memberinya tanggung jawab besar. Sedangkan generasi muda memandang para sepuh seperti palang yang menghalangi jalan mereka untuk berekspresi.
Bersyukur, jika beberapa gereja sudah tanggap dengan kecenderungan tersebut sehingga berupaya untuk memperkecil kesenjangan generasi dalam hidup berjemaat. Dalam hal ini, jemaat-jemaat di lingkup MD Malang III Timur telah berusaha mewujudkannya. Tampak dari beberapa kegiatan yang diadakan beberapa waktu terakhir. Misalnya, pada persidangan MD ke-5 pada bulan September 2024. Jika kebanyakan jemaat mempercayakan posisi Ketua Panitia kepada warga jemaat berusia matang (dari kaum bapak-bapak atau ibu-ibu), maka tidak demikian Jemaat Gempol yang menjadi tuan rumah persidangan. Ketua Panitia diemban oleh seorang pemuda yaitu Rangga Tri Wicaksono. Kepanitiaan secara umum juga didominasi oleh kaum muda.
Dalam sambutannya, Pdt. Patria Yusak selaku Ketua Majelis Daerah Malang III Timur tidak henti-hentinya menyampaikan apresiasi dan rasa bangga pada para pemuda yang telah bersedia menerima dan melaksanakan tugas dengan sukacita. “Dari sekian banyak persidangan yang saya ikuti, ini pertama kali saya jumpai ketua panitianya dari unsur pemuda. Sebuah pertanda positif, dimana kita selalu mendorong keterlibatan pemuda dalam pelayaanan di GKJW,” ungkap pendeta jemaat di Jemaat Probolinggo tersebut.
Apa yang diterima oleh kaum muda bukanlah semata-mata tugas, tetapi juga kepercayaan. Sedangkan para sepuh tidak memberikan tugas dan kepercayaan itu begitu saja. Tanggung jawab untuk mendampingi dan mengarahkan terus dijalankan.
Kerjasama antar generasi juga nampak dalam kegiatan lain, yaitu Retret Intergenerasi MD Malang III Timur. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada 12-13 Oktober 2024 di Bukit Doa Imanuel, Prigen. Para pemuda ditunjuk sebagai leading sector dalam acara yang melibatkan kaum anak, kaum ibu dan kaum adiyuswa tersebut. Menurut Rieky Christian, bekerjasama dengan warga jemaat lintas generasi tidaklah terlalu susah asal bisa menempatkan diri dengan baik. “Sebuah pengalaman baru bagi saya menjadi Ketua Panitia kegiatan intergenerasi. Sebenarnya sama saja dengan memimpin teman-teman pemuda. Yang penting bisa menyesuaikan diri saat berbicara dan bersikap kepada yang lebih tua atau yang lebih muda,” ujar pemuda dari Jemaat Tunjungsekar tersebut.
Sejalan dengan itu, acara Retret Intergenerasi memang mendorong masing-masing kategorial dalam gereja untuk bersinergi dalam pelayanannya. Bagaimana setiap unsur dalam jemaat dapat bekerjasama dalam mewujudkan panggilan gereja. Tidak lagi anti dengan generasi lain karena perbedaan pengetahuan, cara pandang dan juga kebiasaan. Setiap utusan jemaat nantinya juga diharapkan bisa membawa pulang tekad bersama itu dan menerapkannya di jemaat masing-masing. Salah satu bentuk implementasinya adalah melalui penyusunan program kegiatan yang melibatkan unsur intergenerasi, baik kegiatan dalam bidang teologi, persekutuan, kesaksian dan pelayanan cinta kasih maupun lintas bidang.
Salah seorang peserta Retret Intergenerasi, Esterlita Stefany dari Jemaat Tunjungsekar, mengungkapkan kesan positifnya pada kegiatan tersebut, “Menarik, saya dapat banyak pengetahuan tentang pelayanan di GKJW. Seru ternyata, berkumpul dengan lintas generasi untuk membahas program kegiatan gereja. Memang ada sedikit perdebatan, tapi akhirnya bisa diselesaikan dengan baik.”
Proses regenerasi dalam pelayanan di gereja tidak akan bisa berjalan baik tanpa kerjasama semua pihak. Generasi tua mengandalkan generasi muda sebagai tulang punggung dalam pelayanan di masa yang akan datang. Generasi muda mengharapkan generasi tua hadir untuk ngemong dan menjadi teladan yang baik dalam pelayanan. Gereja tidak hanya mempunyai tugas untuk meningkatkan keikutsertaan kaum muda dalam berbagai kegiatan, tetapi juga melakukan tugas pembinaan iman sehingga mereka juga bisa menjadi penggerak bagi pertumbuhan iman jemaat. Kiranya Tuhan memberkati pelayanan kita semua.
Penulis: Magda
Dokumentasi: Tim Multimedia Jemaat Gempol dan Panitia Intergenerasi MD Malang III Timur