“Menyatu dan dekat dengan alam”. Itulah yang dirasakan oleh warga GKJW Jemaat Sobrah (Majelis Daerah Malang II) ketika mengadakan Ibadah Tanam Padi pada hari Selasa, 19 Juli 2016. Ibadah ini bekerjasama dengan Kelompok Tani Desa Sidoasri dan dihadiri oleh ±40 orang yang terdiri dari para anggota majelis GKJW Jemaat Sobrah, warga jemaat, para pemilik sawah, penggarap/buruh tanam, dan para pengurus kelompok tani.
Sekitar pukul 07.00 WIB ibadah dimulai di salah satu pondok milik warga di tengah sawah. Dalam suasana pagi yang dingin dan hujan rintik-rintik, warga diajak untuk merasakan penyertaan Tuhan melalui Madah Syukur dari Mazmur 23:1-6. Sukacita juga semakin dirasakan ketika berkumandang puji-pujian dari Kidung Pasamuan Kristen no 167 „Panuntuning Gusti“, no.181 „Saos Sokur“ dan no. 168 „Ndedonga lan Makaryo“.
Pembacaan firman Tuhan diambil dari Mazmur 126 : 5-6. Di dalam kotbahnya, Pdt Ubin Maulana mengajak warga jemaat untuk tetap berusaha dan memiliki pengharapan di dalam Tuhan. Firman Tuhan ini dijelaskan dengan menggunakan sebuah ilustrasi berupa cangkul/pacul yang merupakan alat bantu para petani di dalam bekerja. Cangkul yang secara utuh terdiri dari tiga bagian yaitu pacul itu sendiri (lempengan besi), bawak (besi melingkar untuk menyatukan cangkul dan gagang cangkul) dan juga doran (gagang cangkul).
Dalam kirata basa kata bawak diartikan “obahing awak” atau gerakan tubuh yang memiliki makna bahwa manusia dipanggil untuk bekerja meskipun terkadang diawali dengan tangisan atau penderitaan. Pacul diartikan “ngipatake barang kang muncul/mendugul” yang bermakna bahwa di dalam bekerja, kita harus berusaha menghilangkan hal-hal yang mendugul atau bisa diartikan dosa, sehingga pekerjaan bisa berjalan dengan lancar. Dan bagian yang terakhir adalah doran diartikan “donga marang Pangeran” yang bermakna bahwa di dalam bekerja kita juga harus tetap mengandalkan kuasa dan penyertaan Tuhan.
Setelah warga diajak untuk merenungkan firman Tuhan, tiba saatnya doa-doa dipanjatkan bagi para pemilik sawah, penggarap/buruh tanam, lahan sawah, bibit padi, dan segala alat bantu pertanian. Semua hal tersebut didoakan supaya Tuhan memakai para pemilik sawah serta penggarap/buruh tanam menjadi saluran berkat. Ibadah lalu diakhiri dengan penanaman bibit padi secara simbolis.
Nikmatnya rasa syukur juga semakin lengkap ketika nasi, ingkung, urap-urap dan sayur nangka muda yang sudah dipersiapkan bisa dinikmati di dalam kebersamaan. Ibadah Tanam Padi ini adalah bagian dari rangkaian kegiatan Ibadah Panen Padi yang merupakan program kegiatan tahunan GKJW Jemaat Sobrah. Tujuannya mengajak warga supaya tetap mengawali segala sesuatu dengan mengandalkan penyertaan Tuhan. Selain itu warga diajak untuk tetap bisa mensyukuri dan menjaga alam pemberian Tuhan. Dengan cara itulah, alam akan benar-benar bisa menjadi berkat.