GKJW Calon Jemaat Gumuk Kembar resmi didewasakan menjadi jemaat mandiri ke-172 Greja Kristen Jawi Wetan. Sebelumya, GKJW Jemaat Gumuk Kembar adalah bagian dari GKJW Jemaat Sidorejo, Jember.
Kebaktian pendewasaan jemaat dilakukan pada tanggal 2 Februari 2020 di Gedung Gereja GKJW Gumuk Kembar. Bersama dengan itu, diadakan pula pelantikan Pdt. Petrus Hari Santosa (dari GKJW Jemaat Sidoreno) menjadi pendeta konsulen GKJW Jemaat Gumuk Kembar.
Ketua Majelis Agung GKJW, Pdt. Tjondro F Gardjito melayani kebaktian pendewasaan jemaat dengan mengambil bacaan Alkitab dari Efesus 4 : 11 – 16. Dalam khotbahnya, Pdt Tjondro mengibaratkan perjalanan menjadi jemaat dewasa ibaratnya seperti perjalanan hidup manusia. Ada sebuah proses yang harus dijalani seorang anak untuk menjadi orang dewasa. Perjuangan yang tidak putus-putus sampai akhirnya matang dalam mengambil sikap hidup.
Tantangan dan pergumulan akan selalu ada menguji jemaat untuk hidup makin dewasa dalam iman. Dalam proses tumbuh tersebut, GKJW meyakini adanya panggilan Tuhan terhadap orang-orang tertentu untuk terlibat melayani. Merekalah yang diutus Tuhan untuk membangun persekutuan yang hadir bersama jaman.
Lebih lanjut Pdt Tjondro mengingatkan bahwa sebagai persekutuan yang dewasa dan mandiri, GKJW Jemaat Gumuk Kembar harus hadir ditengah konteks jaman untuk mewarnai dan menjadi surat-surat Kristus. Jemaat hendaknya terus mengandalkan Tuhan dalam setiap perkara, karena Kristus pasti juga setia menyertai gerejaNya.
Perjalanan GKJW Jemaat Gumuk Kembar dimulai pada tahun 1920-an saat beberapa orang dari Jatiwringin, Sambirejo, Sidorejo, dan Pare membuka lahan diwilayah Gumuk Kembar. Tempat Ibadah sudah didirikan di Gumuk Kembar sejak tahun 1948 dan telah mengalami beberapa kali renovasi. Persekutuan itu ditetapkan sebagai pepanthan pada tahun 1972 dan selanjutnya ditetapkan sebagai calon jemaat pada Bulan November 2016.
GKJW Jemaat Gumuk Kembar terletak di Dusun Gumuk Kembar, Desa Sidorejo, Kecamatan Umbulsari, Kabupaten Jember. Pada saat ini, jemaat tersebut memiliki 315 anggota dewasa dan 86 anggota anak-anak yang tersebar dalam empat kelompok pelayanan. Kebanyakan warga berprofesi sebagai buruh tani dan petani.