Sebagai penutupan rangkaian perayaan HUT Balewiyata ke-97 tahun 2024, Balewiyata mengadakan Open House HUT Balewiyata di Kompleks Balewiyata, Malang pada 24 Januari 2024. Dalam open house ini disajikan museum dokumen sejarah GKJW dan diskusi bersama mengenai “Quo Vadis Balewiyata?”
Balewiyata berawal dari sekolah pendidikan untuk para voorhanger (pemuka umat) Kristen oleh lembaga pengabaran Injil NZG (Nederlandsch Zendeling Genootschap) pada tahun 1925 di Kediri. Pada tahun 1926, dipindahkan ke Malang dan diresmikan tanggal 6 Januari 1927. Tanggal tersebut menjadi tanggal peringatan hari ulang tahun Balewiyata, yang semuka disebut Pesantren Kristen di Malang.
Sepanjang sejarahnya, Balewiyata mendidik para pemuka umat hingga pendeta. Lahirnya sekolah teologi ini bersama Gerakan Nasional Indonesia yang dimulai sejak lahirnya Boedi Oetomo pada tahun 1908 mendorong semangat persatuan. Di antara pasamuwan-pasamuwan di Jawa Timur sendiri, muncul semangat bersatu, yang akhirnya melahirkan Madjelis Agoeng Pasamoewan Kristen Djawi Wetan, pada tanggal 11 Desember 1931, yang berikutnya disebut sebagai Greja Kristen Jawi Wetan.
Tahun 1963 berdasarkan Keputusan Sidang Majelis Agung, IPTh Balewiyata bergabung bersama Akademi Teologi Yogyakarta menjadi STT Duta Wacana di Yogyakarta. Balewiyata sendiri lantas menjadi pusat pembinaan warga dan masyarakat sejak saat itu, sekaligus menjadi think tank teologi GKJW.
Dalam semangat revitalisasi Balewiyata, maka dalam penutupan rangkaian perayaan HUT Balewiyata ke-97 tetsebut, dokumen-dokumen sejarah GKJW berupa dokumen pengajaran, dokumen pengabaran Injil, administrasi, Tata dan Pranata GKJW dari waktu ke waktu, dokumen musik, hingga foto-foto ditampilkan layaknya sebuat museum. Kegiatan ini bertujuan untuk mengingatkan bahwa keberadaan GKJW hari ini dibangun dari semangat dan kisah panjang perjuangan perjalanan gereja dan para warga yang bergerak di dalamnya.
Diskusi tersebut lantas dilanjutkan dengan diskusi “Quo Vadis Balewiyata?” yang mengangkat bagaimana Balewiyata ke depan. Diskusi difasilitasi oleh Pdt. Chrysta B. P. Andrea, salah satu staf IPTh Balewiyata. Dalam diskusi tersebut perjalanan sebuah organisasi digambarkan dengan kurva S, ketika sudah berada di titik stagnan, kemungkinan akan turun.
Maka diperlukan Gerakan-gerakan inovatif menghidupi panggilan dan misi sesuai konteksnya sehingga perjalanan organisasi terus bertumbuh. Hal ini berkaitan dengan peran Balewiyata menemani GKJW sebagai pusat teologi, studi, dan riset teologi kontekstual. Diskusi berjalan hingga kurang lebih 2 jam dan ditutup dengan harapan bahwa Balewiyata akan semakin bermakna bagi kehidupan bergereja dan bermasyarakat GKJW.
Rangkaian HUT Balewiyata tahun 2024 ini dilaksanakan dengan kerja bakti perpustakaan Balewiyata, 11 Januari 2024; Open House dan Diskusi di Sidorejo, Kediri, 17 Januari 2024, Open House dan Diskusi di Wiyung, Surabaya, 19 Januari 2024; dan kegiatan di Balewiyata Malang ini sebagai penutupnya.